Minggu, Januari 02, 2011

Katanya sih lucu


Salesman apes

Seorang salesman alat penghisap debu menuju ke
sebuah rumah. Diketuknya pintu depan. Sebelum
sempat nyonya rumah itu berkata sepatah katapun,
ia menghamburkan segala macam kotoran ke karpet
ruang tamu.
"Nyonya," katanya, "saya yakin akan kemampuan mesin
ini. Karpet ini akan bersih kembali dalam sekejap. Jika
nanti masih ada kotoran yang tertinggal, saya bersedia
memakannya." "Kalau begitu," kata nyonya itu,"mulailah
makan. kami belum punya listrik."

Lem atau sabun

"Sop apa yang kalian buat ini?" teriak seorang tamu.
"Bagaimana rasanya?" tanya pelayan.
"Seperti lem!"
"Kalau begitu sop ayam" jawab pelayan,"sop kambing
kami seperti sabun."

Pendengaran

Pat: "Mick, lihat ini. Saya baru membeli alat bantu
pendengaran buatan Jepang yang baru."
Mick: "Mengapa barang jelek begitu kamu beli?
Bagaimana hasilnya? Apa pendengaranmu sudah
jauh lebih baik?"
Pat: "Jam tujuh lewat sepuluh menit, Mick!"

Piano
Sepasang suami istri ingin berlibur ke luar negeri.
Setelah menempuh perjalanan yang melelahkan,
mereka tiba di pelabuhan udara.
"Coba kalau tadi kita membawa piano,"
kata suami itu sambil menghela nafas.
"Piano? untuk apa piano?" tanya istrinya.
"Tiket pesawat itu kutaruh di dalamnya."

Pembuka botol

Seorang dokter sedang tidur nyenyak, ketika
telepon di kamarnya berdering dan diujung
sana terdengar suara lelaki yang dengan panik
mengatakan bahwa anaknya menelan alat
pembuka botol. Si dokter sudah siap hendak
berangkat ke alamat yang dimaksud, ketika
telepon berdering. Kembali terdengar suara
lelaki yang sama di ujung sana. "Beres.
Beres, dokter. Kami sudah menemukan alat
pembuka botol yang lain."

Pink, yellow, green

Dari talitas@centrin.net.id :
Seorang cowok bule sedang menanyakan
sesuatu pada murid-murid privatnya,orang
Jepang dan Orang Hongkong. "Ayo siapa
yang bisa membuat satu paragraf dengan
kata pink, yellow dan green". Si orang Jepang
mengangkat tangannya "Saya, Pak" lalu berkata,
"When the yellow morning sun comes, I saw
a pink cadilac running trough the green green
grass of home". "Bagus sekali", kata si guru.
Si orang Hongkong tidak mau kalah dan
menjawab, "Saya juga bisa, Pak!", lalu berkata
"I heard the phone green...green... then I pink up
the phone and I said "yellow?""

Dibawah perintah istri

Di depan pintu surga tergantung papan bertuliskan,
'UNTUK PARA LELAKI YANG SELAMA INI
DIPERINTAH ISTRI MEREKA'. Di bawahnya terlihat
barisan yang panjang sekali tiada habis-habisnya.
Disebelah papan itu, tergantung papan yang
bertuliskan, 'UNTUK PARA LELAKI YANG SELAMA
INI TIDAK DIPERINTAH ISTRI MEREKA'. Di bawahnya,
terlihat seorang lelaki. Rabbi menghampiri lelaki
tersebut. "Mengapa kau berdiri disitu?" tanya Rabbi.
"Mana kutahu?" kata lelaki itu sambil menoleh
kesana kemari,"Aku disuruh istriku."

Percuma

Seorang pemuda duduk berhadapan dengan
seorang nyonya di sebuah kereta api.
Pemuda itu sedang asyik mengunyah permen
karet sambil melamun menatap langit-langit.
"Percuma kau berbicara padaku, Nak!"
kata nyonya itu, "Aku tuli."

Dua misionaris

Wesley dan Tennat, dua orang misionaris yang
bekerja di Afrika itu mengalami nasib malang.
Mereka ditangkap oleh penduduk suku setempat
lalu dimasukkan kesebuah panci besar yang
diletakkan diatas api yang sedang berkobar.
Tiba-tiba Tennat tertawa terbahak-bahak tanpa sebab.
"Ada apa?" tanya temannya, "kita sedang direbus
hidup-hidup, dan sebentar lagi akan menjadi
santapan mereka. Saya tidak melihat sesuatu
yang lucu disini." Tennat masih terus dengan
tawanya. "Mereka tidak tahu, bahwa saya
kencing di dalam sup ini."

Menginjak kodok

Dari taufan@satelindo.co.id :
Ada 4 orang lajang. Sebut saja : Tendi, Angga,
Yaudi, Anto. Mereka mau reuni kecil dengan acara
pergi jalan-jalan ke daerah puncak yang memang
serba 'wah'. Villanya wah, pemandangannya wah
dan satu hal lagi yang ... wah juga. Sebelum sampai
puncak, di daerah kebun teh, mereka melanjutkan
perjalanan dengan jalan kaki dan ransel. Perjalanan
mereka disambut hujan dan cuaca dingin, jalanan
basah dan air yang menggenang. Suara gemericik
air dan paduan suara kodok2 kebun teh mengiringi
perjalanan mereka. Sampe seperempat jalan,
mereka ketemu dukun. Dukun itu bilang, "selama
perjalanan ke puncak, kalian enggak boleh nginjek
kodok. Kalo misalnya ada yang nginjek, berarti istrinya
bakalan jelek." Sesudah itu, mereka meneruskan
perjalanannya. Pas di tengah-tengah jalan, si Tendi
taunya nginjek kodok ! Langsung aja dia murung,
dan temen-temennya yang tiga lagi pada ngeledekin
:"Nah, lo.....nah, lo....Rasain !" Udah itu, mereka
ngelanjutin perjalanan lagi.... Pas 3/4 perjalanan mo
ke puncak, tiba-tiba, Angga nginjek kodok ! hal yang
sama dilakuin temen-temennya ke angga...
(tinggal 2 yang belum nginjek kodok....)
Tinggal berapa meter mau nyampe puncak, Eeeh,
si Yaudi nginjek kodok !!! Akhirnya tinggal satu deh
yang belum nginjek kodok, yaitu si Anto. Karena dia
tinggal satu-satunya yang belum nginjek kodok, Anto
jalannya hati-hati banget. Dan akhirnya mereka nyampe
di puncak, dengan 3 orang yang udah nginjek kodok,
dan 1 orang enggak nginjek kodok. Anto seneng banget !
Ketika 10 tahun kemudian, ternyata benar ! Angga,
Yaudi, dan tendi istrinya jelek-jelek semua. kecuali
si Anto, dia akhirnya mempunyai isti Tamara Bleszinsky.
Karena Ketiga temennya enggak percaya, bahwa
temennya itu bisa punya istri Tamara, maka mereka
menanyakan kepada Tamara : "Kok kamu mau-maunya
sih, Punya suami kayak si Anto itu....??"
Tamara menjawab : "Yah, ini sudah suratan takdir.
10 tahun yang lalu, saya menginjak kodok pada
perjalanan di daerah kebun teh Puncak.....

0 komentar:

Posting Komentar