Sabtu, April 27, 2013

* 32 Cara Berbakti kepada Orangtua *____

_____

1. Berbicaralah kamu kepada kedua orang tuamu dengan adab dan janganlah mengucapkan “Ah” kepada mereka, jangan hardik mereka, berucaplah kepada mereka dengan ucapan yang mulia.

2. Selalu taati mereka berdua di dalam perkara selain maksiat, dan tidak ada ketaatan kepada makhluk di dalam bermaksiat kepada sang Khalik.

3. Lemah lembutlah kepada kedua orangtuamu, janganlah bermuka masam serta memandang mereka dengan pandangan yang sinis.

4. Jagalah nama baik, kemuliaan, serta harta mereka. Janganlah engkau mengambil sesuatu tanpa seizin mereka.

5. Kerjakanlah perkara-perkara yang dapat meringankan beban mereka meskipun tanpa diperintah. Seperti melayani mereka, belanja ke warung, dan pekerjaan rumah lainnya, serta bersungguh-sungguhlah dalam menuntut ilmu.

6. Bermusyawarahlah dengan mereka berdua dalam seluruh kegiatanmu. Dan berikanlah alasan jika engkau terpaksa menyelisihi pendapat mereka.

7. Penuhi panggilan mereka dengan segera dan disertai wajah yang berseri dan menjawab, “Ya ibu, ya ayah”. Janganlah memanggil dengan, “Ya papa, ya mama”, karena itu panggilan orang asing (orang-orang barat maksudnya –pent.).

8. Muliakan teman serta kerabat mereka ketika kedua orang tuamu masih hidup, begitu pula setelah mereka telah wafat.

9. Janganlah engkau bantah dan engkau salahkan mereka berdua. Santun dan beradablah ketika menjelaskan yang benar kepada mereka.

10. Janganlah berbuat kasar kepada mereka berdua, jangan pula engkau angkat suaramu kepada mereka. Diamlah ketika mereka sedang berbicara, beradablah ketika bersama mereka. Janganlah engkau berteriak kepada salah seorang saudaramu sebagai bentuk penghormatan kepada mereka berdua.

11. Bersegeralah menemui keduanya jika mereka mengunjungimu, dan ciumlah kepala mereka.

12. Bantulah ibumu di rumah. Dan jangan pula engkau menunda membantu pekerjaan ibumu.

13. Janganlah engkau pergi jika mereka berdua tidak mengizinkan meskipun itu untuk perkara yang penting. Apabila kondisinya darurat maka berikanlah alasan ini kepada mereka dan janganlah putus komunikasi dengan mereka.

14. Janganlah masuk menemui mereka tanpa izin terlebih dahulu, apalagi di waktu tidur dan istirahat mereka.

15. Jika engkau kecanduan merokok, maka janganlah merokok di hadapan mereka.

16. Jangan makan dulu sebelum mereka makan, muliakanlah mereka dalam (menyajikan) makanan dan minuman.

17. Janganlah engkau berdusta kepada mereka dan jangan mencela mereka jika mereka mengerjakan perbuatan yang tidak engkau sukai.

18. Jangan engkau utamakan istri dan anakmu di atas mereka. Mintalah keridhaan mereka berdua sebelum melakukan sesuatu karena ridha Allah tergantung ridha orang tua. Begitu juga kemurkaan Allah tergantung kemurkaan mereka berdua.

19. Jangan engkau duduk di tempat yang lebih tinggi dari mereka. Jangan engkau julurkan kakimu di hadapan mereka karena sombong.

20. Jangan engkau menyombongkan kedudukanmu di hadapan bapakmu meskipun engkau seorang pejabat besar. Hati-hati, jangan sampai engkau mengingkari kebaikan-kebaikan mereka berdua atau menyakiti mereka walaupun dengan hanya satu kalimat.

21. Jangan pelit dalam memberikan nafkah kepada kedua orang tua sampai mereka mengeluh. Ini merupakan aib bagimu. Engkau juga akan melihat ini terjadi pada anakmu. Sebagaimana engkau memperlakukan orang tuamu, begitu pula engkau akan diperlakukan sebagai orang tua. 22. Banyaklah berkunjung kepada kedua orang tua, dan persembahkan hadiah bagi mereka. Berterimakasihlah atas perawatan mereka serta atas kesulitan yang mereka hadapi. Hendaknya engkau mengambil pelajaran dari kesulitanmu serta deritamu ketika mendidik anak-anakmu.

23. Orang yang paling berhak untuk dimuliakan adalah ibumu, kemudian bapakmu. Dan ketahuilah bahwa surga itu di telapak kaki ibu-ibu kalian.

24. Berhati-hati dari durhaka kepada kedua orang tua serta dari kemurkaan mereka. Engkau akan celaka dunia akhirat. Anak-anakmu nanti akan memperlakukanmu sama seperti engkau memperlakukan kedua orangtuamu.

25. Jika engkau meminta sesuatu kepada kedua orang tuamu, mintalah dengan lembut dan berterima kasihlah jika mereka memberikannya. Dan maafkanlah mereka jika mereka tidak memberimu. Janganlah banyak meminta kepada mereka karena hal itu akan memberatkan mereka berdua.

26. Jika engkau mampu mencukupi rezeki mereka maka cukupilah, dan bahagiakanlah kedua orangtuamu.

27. Sesungguhnya orang tuamu punya hak atas dirimu. Begitu pula pasanganmu (suami/istri) memiliki hak atas dirimu. Maka penuhilah haknya masing-masing. Berusahalah untuk menyatukan hak tersebut apabila saling berbenturan. Berikanlah hadiah bagi tiap-tiap pihak secara diam-diam.

28. Jika kedua orang tuamu bermusuhan dengan istrimu maka jadilah engkau sebagai penengah. Dan pahamkan kepada istrimu bahwa engkau berada di pihaknya jika dia benar, namun engkau terpaksa melakukannya karena menginginkan ridha kedua orang tuamu.

29. Jika engkau berselisih dengan kedua orang tuamu di dalam masalah pernikahan atau perceraian, maka hendaknya kalian berhukum kepada syari’at karena syari’atlah sebaik-baiknya pertolongan bagi kalian.

30. Doa kedua orang itu mustajab baik dalam kebaikan maupun doa kejelekan. Maka berhati-hatilah dari doa kejelekan mereka atas dirimu.

31. Beradablah yang baik kepada orang-orang. Siapa yang mencela orang lain maka orang tersebut akan kembali mencelanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Termasuk dosa besar adalah seseorang mencela kedua orang tuanya dengan cara dia mencela bapaknya orang lain, maka orang tersebut balas mencela bapaknya. Dia mencela ibu seseorang, maka orang tersebut balas mencela ibunya.” (Muttafaqun ‘alaihi).

32. Kunjungilah mereka disaat mereka hidup dan ziarahilah ketika mereka telah wafat. Bershadaqahlah atas nama mereka dan banyaklah berdoa bagi mereka berdua dengan mengucapkan, “Wahai Rabb-ku ampunilah aku dan kedua orang tuaku. Waha Rabb-ku, rahmatilah mereka berdua sebagaimana mereka telah merawatku ketika kecil”.

________________________________________ .....^__^ Diterjemahkan dari Kitab Kaifa Nurabbi Auladana. Oleh: Asy Syaikh Muhammad Jamil Zainu —

Selasa, April 23, 2013

Teruntuk dia yang kucintai karena Allah (istri Sholehaku) <3

Assalamualaikum.wr.wb
Teruntuk istriku,
Apa kabar imanmu hari ini istriku? ^_^
Istriku masih teringat dalam ingatanku ketika kau memutuskan untuk mau berkenalan denganku dan menerima lamaranku dengan keyakinan yang mantap. Waktu itu aku berfikir atas dasar apa kamu mau menerima ku dan tidakkah engkau cemburu dengan gunung-gunung goa dan keindahan alam lainnya yang engkau tau bahwa aku menyukainya.. Dan ternyata firasat cintamu begitu kuat, rupanya engkau sadar bahwa dirimu terlalu indah dibanding keindahan yang ada, karena engkau lah perhiasan dunia engkaulah istri sholeha. Bagaimana mungkin aku lebih menyukai yang lain sedang perhiasan terindah dunia ada di dirimu istriku <3

Istriku tahukah engkau banyak hal terindah bersamamu yang begitu membekas di dalam hati, ya ada suka, ada senang, gembira, ceria, sedih juga ada tapi kita berhasil mengemasnya menjadi sebuah kebahagian, sepertinya 'sepenggal firdaus' sudah aku dapatkan bersamamu :-*
Iya bener istriku, sepenggal firdaus hadir dikala kau sambut aku sepulang kerja dengan senyuman, kau siapkan masakan kesukaan yang kau masak dengan penuh cinta
Sepenggal firdaus terasa sangat ketika kau bangunkan aku dengan lembut di sepertiga malam dan kita bermunajat bersama untuk mencuri perhatian Allah
Sepenggal firdaus itu sangat terasa saat kita saling mengkoreksi amalan harian kita, saling menguatkan dalam kebaikan dan amal sholeh
Inilah mungkin yang dikatakan surga sebelum surga.. Aamiin

Istriku tentu kau ingat surat pertama yang kau tuliskan(waktu aku milad) yang hampir penuh 1 folio kertas dimana setiap kata yang kau tulis membuat perasaan yang ada dalam hatiku sungguh terharu biru,  menggebu-gebu, sambil ::malu:: tapi penuh cinta <3
diantaranya yang kau tulis adalah :

.....
Suamiku, tidak ada yang aku inginkan dari pernikahan ini melainkan kebaikan saja. Siapa dirimu, lebih atau kurangnya, keberkahanlah yang aku inginkan dari pernikahan ini. Jika nanti engkau melihat banyak kekurangan pada diriku, itulah aku sebagai manusia biasa yang pernah salah dan dosa, dan jika nanti engkau melihat kelebihan pada diriku, maka bersyukurlah kepada Allah atas nikmat yang diberikan kepadamu.
(dst.... Gak tega ama yg bujang kalo diteruskan :p)

Benar istriku kebaikanlah yang kita harapkan dari pernikahan sehingga keluarga yang sakinah mawaddah warahmah kita dapatkan bersama. Aamiin

Istriku sadarkah kau sayang, ternyata kekurangan akan suatu hal yang ada di diriku dapat ditutupi oleh kelebihan yang kau miliki begitupun sebaliknya, begitulah pernikahan ya saling melengkapi satu sama lain. Sama halnya dengan sebuah amal kebajikan yang bisa menutupi atau menghapus keburukan yang dilakukan. Jadi inget ama hadits arbain yg ke-18,

Dari Abu Zar, Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman, Mu’az bin Jabal r.a dari Rasulullah SAW beliau bersabda : Bertakwalah kepada Allah dimana saja kamu berada, iringilah keburukan dengan kebaikan niscaya menghapusnya dan pergauilah manusia dengan akhlak yang baik.

(Hadits Riwayat Turmuzi)

Masih ingatkah kau juga istriku, tulisanku setelah membaca surat pertamamu?

......
Istri ideal itu bukan pendaki gunung atau pemanjat tebing, bukan penelusur goa, bukan ahli rafting, bukan yang mahir keuangan, bukan yang jago matematika, bukan ahli IT, bukan pakar metafisika, bukan dan tidak harus dokter, bukan siapa-siapa dan tidak harus siapa-siapa

Istri ideal itu adalah DIA yang Allah pilihkan untuk siapapun dia...

Walaupun simple tapi banyak juga loh yg copaste ni tulisanku ::malu

Ya istriku sejatinya engkau lah yang Allah pilihkan untukku, engkau lah yang Allah tuliskan di lawh mahfuzh sebagai pendampingku.

Istriku tak terasa satu tahun yang lalu ikatan suci itu terikrar, semoga tulisan sederhana ini mengingatkan kita akan tujuan utama bahtera rumah tangga ini yaitu kebaikan. Kebaikan yang akan menghantarkan kita menuju firdausNya

Sesungguhnya tugas aku di dunia ini sebagai seorang suami adalah mewujudkan sakinah mawaddah warahmah dalam keluarga kita dan tugas akhir di akherat kelak adalah menjaga keluarga kita beserta anak2 kita kelak agar terbebas dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga... 

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah

manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang

kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap

apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu

mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Qs. At-Tahrim

[66]:6)

ﺭ َ ﺑ  ﻨﹷﺎ ﻫﹷﺐ ْ  َ ﻨﹷﺎ ﻣ ِ ﻦ ْ ﺃﹶﺯ ْ ﻭ َ ﺍﺟﹻﻨﹷﺎ ﻭ َ ﺫﹸﺭ  ﻳ  ﺎﺗ ِ ﻨﹷﺎ ﻗﹹﺮ  ﺓﹶﺃﹶﻋ ْ ﻴ ُ ﻦٍ ﻭ َ ﺍﺟْﻌ َ ْﻨﹷﺎ ﻟ ِ ْﻤ ُ ﺘﳲﻘ ِ ﻴﻦ َ ﺇ ِ ﻣ َ ﺎﻣ ً ﺎ

(Rabbana hablana min azwajina wa dzurriyyatina qurrata a’yun waj’alna lilmuttaqina imama)

Artinya: “Wahai Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” Lihat Al Quran surat Al Furqan:74.

Tetaplah menjadi istriku yang sholeha
Aku pun akan berusaha menjadi suami sholehmu

Wassalamualaikum

-DAM-