REPUBLIKA.CO.ID, Ancaman yang diterima terhadap Amerika Serikat di beberapa negara di dunia begitu nyata. Karena itu, negara adidaya tersebut meningkatkan keamanannya. Salah satu caranya adalah mendirikan sebuah markas baru penargetan militer.
Menurut para pejabat AS, markas tersebut akan ditangani oleh Komando Operasi Khusus Gabungan (JSOC), yang akan terus mengamati peningkatan penggunaan serangan operasi khusus terhadap individu. "Markas baru itu akan menjadi langkah signifikan dalam merampingkan operasi penargetan yang sebelumnya tersebar di AS dan medan perang di luar negeri. Program ini juga akan memberikan para pejabat elit militer akses lebih dekat dengan para pengambil keputusan di Washington dan para ahli kontra-teror," ungkap para pejabat kepada Associated Press.
"Markas tersebut akan memiliki staf sedikitnya 100 pakar anti-teror yang akan menggabungkan operasi khusus elit militer dengan analisa, intelijen dan aparat penegak hukum dari FBI, dan lembaga lainnya". "Markas baru penargetan militer itui akan berfokus pada ofensif menyeluruh kontra-terorisme, serta pelacakan dan penargetan ancaman teroris yang muncul dalam beberapa tahun terakhir dari Pakistan, Yaman dan Somalia dan zona-zona panas lainnya."
Program tersebut digelar di saat militer AS telah meningkatkan jumlah dan komando operasi khususnya di Afghanistan. Saat ini beberapa markas intelijen militer yang diberi nama "fusi" telah dioperasikan di Irak dan Afghanistan.
Di sisi lain, eskalasi serangan pesawat tak berawak yang dioperasikan CIA dan juga peningkatan serangan NATO di sepanjang perbatasan Pakistan telah memicu kritik dari para pejabat di Islamabad. Fenomena tersebunt memicu sentimen anti-AS di kawasan adat Pakistan yang terkena dampak dari serangan tersebut.
"Dari 30-35 operasi yang ditargetkan pada Juni 2009 saat ini kami telah mencapai sekitar 1.000 serangan per bulan," kata juru bicara NATO Mayor Sunset Belinsky. Serangan yang diklaim Washington ditujukan untuk menumpas milisi pro-Taliban itu, sebagian besar dilancarkan pada malam hari dan merenggut banyak nyawa warga sipil Pakistan.
0 komentar:
Posting Komentar