dakwatuna.com – Istanbul. Perdana Menteri Turki Receb Thayyib Erdogan menegaskan bahwa Turki mendukung Gerakan Perlawanan Islam Hamas, karena sebagai gerakan perlawanan yang membela tanah airnya. Selain itu Hamas adalah gerakan politik yang ikut pemilu dan menang. Dia menilai sangat sulit mencapai kesepakatan kompromi di kawasan tanpa mendapatkan persetujuan Hamas.
Seperti disampaikan dalam wawancara dengan televisi Aljazeera, Rabu (12/1) malam, Erdogan mengatakan, “Kami selalu di samping Hamas ketika itu benar. Kemarin kami di sampingnya dan sekarang kami akan tetap di sampingnya. Itu karena Hamas adalah gerakan perlawanan. Saya tidak melihat Hamas sebagai gerakan teroris. Mereka adalah orang-orang yang membela tanah mereka. Hamas adalah gerakan politik, begitulah kami melihatnya. Kami melihat Hamas sebagai gerakan yang ikut pemilu dan menjadi partai yang menang dalam pemilu ini.”
Erdogan menuduh mereka yang disebutnya sebagai “musuh demokrasi” tidak memberikan kesempatan politik kepada gerakan Hamas. Dia menambahkan, “Sekiranya bisa, mereka (musuh-musuh demokrasi) membuat perhalang agar (Hamas) tidak berhasil, dengan cara apapun.” Dia menyatakan bahwa dirinya sudah menegaskan kepada Ketua Tim Kuartet Tony Blair bahwa “meja perundingan yang Hamas tidak duduk di dalamnya tidak akan menghasilkan perdamaian apapun.”
Erdogan mengatakan, “Anda haru tahu, wahai Mr. Tony Blair, bahwa Hamas adalah pihak (yang harus dilibatkan) dalam masalah ini. Ini adalah fakta yang harus Anda lihat. Sekarang ini Fatah dan Hamas adalah dua unsur penting di Palestina. Jika Anda melihat satu unsur dan tidak melihat unsur yang lain, maka perdamaian Palestina tidak akan terwujud.”
Dia meminta pemerintah Zionis Israel meminta maaf dan membayar kompensasi atas serangan yang terjadi pada kapal “Marmara” Turki, yang tergabung dalam armada kebebasan. Serangan Israel ke kapal Marmara mengakibatkan 9 relawan Turki gugur pada akhir Mei 2010 lalu.
Erdogan melanjutkan, “Yang kami inginkan dari pihak Israel, setelah mereka mengembalikan kapal Marmara kepada kami, adalah meminta maaf dan membayar kompensasi. Yang ketiga membebaskan blokade. Karena akibat blokade ini Jalur Gaza telah menjadi penjara terbuka. Kalian tidak berhak memenjarakan mereka semua. Saya meminta agar blokade dibebaskan. Bila hal ini tidak terjadi maka hubungan kita tidak akan kembali seperti sedia kala.”
Erdogan juga melancarkan serangan sengit kepada Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman dan menyebutkan “tercela lagi jahat”. Dia mengatakan, “Lieberman melakukan semua tindakan tercela lagi menjijikkan.” Dia menambahkan bahwa Pemerintah Netanyahu saat ini adalah yang paling buruk bagi Turki. (asw/pip/hdn)
0 komentar:
Posting Komentar