Sabtu, November 05, 2011

Malam Pertama


Hari Senin tanggal 23 Pebruari 2009 saya terima email dari seorang sahabat yang isinya kurang lebih adalah tausiyah atau nasehat kepada kita makhluk Allah yang masih hidup di dunia, namun teman tdk menyebutkan siapa yang menulis, nggak masalah mumpung online maka saya share aja lewat blog isinya begini :

Malam Pertama

Satu hal sebagai bahan renungan Kita…
Tuk merenungkan indahnya malam pertama
Tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawi semata
Bukan malam pertama masuk ke peraduan Adam Dan Hawa

Justru malam pertama perkawinan kita dengan Sang Maut
Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak saudara
Hari itu…mempelai sangat dimanjakan
Mandipun…harus dimandikan
Seluruh badan Kita terbuka….
Tak Ada sehelai benangpun menutupinya. .
Tak Ada sedikitpun rasa malu…
Seluruh badan digosok Dan dibersihkan
Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan
Bahkan lubang – lubang itupun ditutupi kapas putih…
Itulah sosok Kita….
Itulah jasad Kita waktu itu

Setelah dimandikan.. .,
Kitapun kan dipakaikan gaun cantik berwarna putih
Kain itu ….jarang orang memakainya..
Karena bermerk sangat terkenal bernama Kafan
Wewangian ditaburkan ke baju Kita…
Bagian kepala..,badan. ..,
Dan kaki diikatkan
Tataplah…. tataplah. ..itulah wajah Kita
Keranda pelaminan… langsung disiapkan
Pengantin bersanding sendirian…

Mempelai di arak keliling kampung bertandukan tetangga
Menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul
Kita diiringi langkah gontai seluruh keluarga
Serta rasa haru para handai taulan
Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimah Dzikir
Akad nikahnya bacaan talkin…
Berwalikan liang lahat..
Saksi – saksinya nisan-nisan. .yang tlah tiba duluan
Siraman air mawar..pengantar akhir kerinduan

Dan akhirnya…. . Tiba masa pengantin..
Menunggu Dan ditinggal sendirian…
Tuk mempertanggungjawab kan seluruh langkah kehidupan
Malam pertama bersama KEKASIH..
Ditemani rayap – rayap Dan cacing tanah
Di kamar bertilamkan tanah..
Dan ketika 7 langkah tlah pergi….
Kitapun kan ditanyai oleh sang Malaikat….
Kita tak tahu apakah akan memperoleh Nikmat
Kubur…
Ataukah Kita kan memperoleh Siksa Kubur…..
Kita tak tahu…Dan tak seorangpun yang tahu….
Tapi anehnya Kita tak pernah galau ketakutan… ..
Padahal nikmat atau siksa yang kan kita terima
Kita sungkan sekali meneteskan air mata…
Seolah barang berharga yang sangat mahal..

Dan Dia Kekasih itu.. Menetapkanmu ke syurga..
Atau melemparkan dirimu ke neraka..
Tentunya Kita berharap menjadi ahli syurga…
Tapi….tapi ……sudah pantaskah sikap kita selama ini…
Untuk disebut sebagai ahli syurga

Baca jika anda ada masawaktu untuk ALLAH.
Bacalah hingga habis.
Saya hampir membuang email ini namun saya telah diberi anugerah untuk
membaca terus hingga ke akhir.

ALLAH, bila saya membaca e-mail ini, saya pikir saya tidak ada waktu
untuk ini….
Lebih lebih lagi diwaktu kerja. Kemudian saya tersadar bahwa pemikiran
semacam inilah yang ….
Sebenarnya, menimbulkan
pelbagai masalah di dunia ini.

Kita coba menyimpan ALLAH didalam MASJID pada hari Jum’at……
Mungkin malam JUM’AT?
Dan sewaktu solat MAGRIB SAJA?
Kita suka ALLAH pada masa kita sakit….
Dan sudah pasti waktu ada kematian…

Walau bagaimanapun kita tidak ada waktu atau ruang untuk ALLAH waktu
bekerja atau bermain?
Karena…
Kita merasakan diwaktu itu kita mampu dan sewajarnya mengurus sendiri
tanpa bergantung padaNYA.

Semoga ALLAH mengampuni aku karena menyangka… …
Bahwa nun di sana masih ada tempat dan waktu dimana ALLAH bukan lah yang
paling utama dalam hidup ku (nauzubillah)

Kita sepatutnya senantiasa mengenang akan segala yang telah DIA berikan
kepada kita.
DIA telah memberikan segala-galanya kepada kita sebelum kita meminta.

ALLAH
Dia adalah sumber kewujudanku dan Penyelamatku
IA lah yang mengerakkan ku setiap detik dan hari.
TanpaNYA aku adalah
AMPAS yang tak berguna

Susah vs. Senang
Kenapa susah sekali menyampaikan kebenaran?

Kenapa mengantuk dalam MASJID tetapi ketika selesai ceramah kita segar
kembali?
Kenapa mudah sekali membuang e-mail agama tetapi kita bangga mem
“forward” kan email yang tak senonoh?
Hadiah yang paling istimewa yang pernah kita terima.
Solat adalah yang terbaik…. Tidak perlu bayaran , tetapi ganjaran lumayan.
Notes: Tidak kah lucu betapa mudahnya bagi manusia TIDAK Beriman PADA ALLAH
setelah itu heran kenapakah dunia ini menjadi neraka bagi mereka.

Tidakkah lucu bila seseorang berkata “AKU BERIMAN PADA ALLAH” TETAPI
SENTIASA MENGIKUT SYAITAN. (who, by the way, also “believes” in ALLAH).

Tidakkah lucu bagaimana anda mampu mengirim ribuan email lawak yang
akhirnya tersebar bagai api yang tidak terkendali., tetapi bila anda
mengirim email mengenai ISLAM, sering orang berpikir 10 kali untuk bekerjasama?

Tidakkah mengherankan bagaimana bila anda mulai mengirim pesan ini anda
tidak akan mengirim kepada semua rekan anda karena memikirkan apa
tanggapan mereka terhadap anda atau anda tak pasti apakah mereka suka
atau tidak?.

Tidakkah mengherankan bagaimana anda merasa risau akan tanggapan orang
kepada saya lebih dari tanggapan ALLAH terhadap anda.

Aku berDOA , untuk semua yang mengirim pesan ini kepada semua rekan
mereka di rahmati ALLAH.

Semoga bermanfaat buat kita semua sebagai bahan renungan


http://www.kopiradix.com/renungan/malam-pertama.html#more-116

Qurban dan manusia sekitarnya


Setiap perayaan idul adha kita selalu ingat kisah heroik keluarga nabi ibrahim as.

selayaknya bagi kita untuk mencontoh pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan keluarganya..

idul adha datang kembali, pertanyaannya sejauh mana pengorbanan yang kita lakukan? sedangkan nikmat yang Allah berikan begitu banyak.. Inna a'thoynakal kautsar...

termasuk yang mana kah kita dalam mensyukuri nikmat yang Allah berikan dengan pengorbanan yang kita lakukan?

tiga karakter manusia dalam perayaan kurban :

1. Manusia Pencuri

karakter pertama adalah manusia pencuri 'aji mumpung, 'yah dia mengikuti perayaan idul adha. Gembira dengan perayaannya, dia bakalan dapat kambing/sapi kurban dan bisa makan dengan puas. Tetapi untuk membantu panitia kurban dia tidak mau. menunggu jatah kurban datang saja kerjanya. Kerja tidak mau, dapet daging kurban banyak sangat mau. inilah karakter manusia pencuri.

2. Manusia Pekerja

berbeda dengan karakter yang pertama, kalau karakter manusia pekerja dia menganut sistem 'take n give' dia bekerja maka dia juga merasa berhak mendapatkan daging, karena dia sudah bekerja. karakter manusia seperti ini sering kita dapati di sekeling kita. mungkin kita diantaranya..

3. Manusia Pahlawan

karakter ini yang jarang kita liat di sekeliling kita, manusia pahlawan. dia berkurban dengan hewan kurbannya, kemudian bekerja membantu pelaksaanaan pemotongannya dan ketika pembagian iya tidak mengharapkan daging dari semua pengorbanan yang ia lakukan.bahkan iya berpikir, seandainya Allah menyuruhnya untuk mengorbankan yang sama, iya akan segera melakukan seperti Nabi ibrahim dan keluarganya. Nikmat Allah terlalu banyak, untuk iya beralasan tidak mau berkurban dengan segenap apa yang iya miliki.

Kita Termasuk yang mana?

Selamat Hari Raya IDUL ADHA 1432 H

Semoga kita senantiasa menjadi orang-orang yang sabar dan Ikhlas seperti Pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS

Kamis, Oktober 27, 2011

Mengungkap Konspirasi Imunisasi dan Bahaya Vaksin

Semalam ada seorang bidan muda menelepon saya. Dia menanyakan kepada saya tentang mengapa saya sangat melarang Imunisasi bagi anak-anak (terutama sekali keponakan-keponakan saya). Apakah alasan saya melarangnya? Berikut tulisan singkat saya (bahannya terlalu banyak jadi saya persingkat).

Imunisasi dan Konspirasi di dalamnya.

Jika kita merunut sejarah vaksin modern yang dilakukan oleh Flexner Brothers, kita dapat menemukan bahwa kegiatan mereka dalam penelitian tentang vaksinasi pada manusia didanai oleh Keluarga Rockefeller. Rockefeller sendiri adalah salah satu keluarga Yahudi yang paling berpengaruh di dunia, dan mereka adalah bagian dari Zionisme Internasional.

Kenyataannya, mereka adalah pendiri WHO dan lembaga strategis lainnya :

The UN’s WHO was established by the Rockefeller family’s foundation in 1948 – the year after the same Rockefeller cohort established the CIA. Two years later the Rockefeller Foundation established the U.S. Government’s National Science Foundation, the National Institute of Health (NIH), and earlier, the nation’s Public Health Service (PHS).
~ Dr. Leonard Horowitz dalam “WHO Issues H1N1 Swine Flu Propaganda”

Wah hebat sekali ya penguasaan mereka pada lembaga-lembaga strategis. :shock:

Dilihat dari latar belakang WHO, jelas bahwa vaksinasi modern (atau kita menyebutnya imunisasi) adalah salah satu campur tangan (Baca : konspirasi) Zionisme dengan tujuan untuk menguasai dan memperbudak seluruh dunia dalam “New World Order” mereka.

Apa Kata Para Ilmuwan Tentang Vaksinasi?

“Satu-satunya vaksin yang aman adalah vaksin yang tidak pernah digunakan.”
~ Dr. James R. Shannon, mantan direktur Institusi Kesehatan Nasional Amerika

“Vaksin menipu tubuh supaya tidak lagi menimbulkan reaksi radang. Sehingga vaksin mengubah fungsi pencegahan sistem imun.”
~ Dr. Richard Moskowitz, Harvard University

“Kanker pada dasarnya tidak dikenal sebelum kewajiban vaksinasi cacar mulai diperkenalkan. Saya telah menghadapi 200 kasus kanker, dan tak seorang pun dari mereka yang terkena kanker tidak mendapatkan vaksinasi sebelumnya.”
~ Dr. W.B. Clarke, peneliti kanker Inggris

“Ketika vaksin dinyatakan aman, keamanannya adalah istilah relatif yang tidak dapat diartikan secara umum”.
~ dr. Harris Coulter, pakar vaksin internasional

“Kasus polio meningkat secara cepat sejak vaksin dijalankan. Pada tahun 1957-1958 peningkatan sebesar 50%, dan tahun 1958-1959 peningkatan menjadi 80%.”
~ Dr. Bernard Greenberg, dalam sidang kongres AS tahun 1962

“Sebelum vaksinasi besar besaran 50 tahun yang lalu, di negara itu (Amerika) tidak terdapat wabah kanker, penyakit autoimun, dan kasus autisme.”
~ Neil Z. Miller, peneliti vaksin internasional

“Vaksin bertanggung jawab terhadap peningkatan jumlah anak-anak dan orang dewasa yang mengalami gangguan sistem imun dan syarat, hiperaktif, kelemahan daya ingat, asma, sindrom keletihan kronis, lupus, artritis reumatiod, sklerosis multiple, dan bahkan epilepsi. Bahkan AIDS yang tidak pernah dikenal dua dekade lalu, menjadi wabah di seluruh dunia saat ini.”
~ Barbara Loe Fisher, Presiden Pusat Informasi Vaksin Nasional Amerika

“Tak masuk akal memikirkan bahwa Anda bisa menyuntikkan nanah ke dalam tubuh anak kecil dan dengan proses tertentu akan meningkatkan kesehatan. Tubuh punya cara pertahanan tersendiri yang tergantung pada vitalitas saat itu. Jika dalam kondisi fit, tubuh akan mampu melawan semua infeksi, dan jika kondisinya sedang menurun, tidak akan mampu. Dan Anda tidak dapat mengubah kebugaran tubuh menjadi lebih baik dengan memasukkan racun apapun juga ke dalamnya.”
~ Dr. William Hay, dalam buku “Immunisation: The Reality behind the Myth”

Dan masih banyak lagi pendapat ilmuwan yang lainnya.

Dan ternyata faktanya di Jerman para praktisi medis, mulai dokter hingga perawat, menolak adanya imunisasi campak. Penolakan itu diterbitkan dalam “Journal of the American Medical Association” (20 Februari 1981) yang berisi sebuah artikel dengan judul “Rubella Vaccine in Susceptible Hospital Employees, Poor Physician Participation”. Dalam artikel itu disebutkan bahwa jumlah partisipan terendah dalam imunisasi campak terjadi di kalangan praktisi medis di Jerman. Hal ini terjadi pada para pakar obstetrik, dan kadar terendah lain terjadi pada para pakar pediatrik. Kurang lebih 90% pakar obstetrik dan 66% parak pediatrik menolak suntikan vaksin rubella.

Lalu mengapa bisa hal itu terjadi? Apa rahasia di balik vaksin dan imunisasi?

Menurut pencarian saya tentang imunisasi yang telah saya lakukan sejak beberapa tahun lalu. Saya berusaha mengaitkannya dengan metode ilmu genetik dalam Islam yang sedikit telah saya pahami.

Vaksin yang telah diproduksi dan dikirim ke berbagai tempat di belahan bumi ini (terutama negara muslim, negara dunia ketiga, dan negara berkembang), adalah sebuah proyek untuk mengacaukan sifat dan watak generasi penerus di negara-negara tersebut.

Vaksin tersebut dibiakkan di dalam tubuh manusia yang bahkan kita tidak ketahui sifat dan asal muasalnya. Kita tau bahwa vaksin didapat dari darah sang penderita penyakit yang telah berhasil melawan penyakit tersebut. Itu artinya dalam vaksin tersebut terdapat DNA sang inang dari tempat virus dibiakkan tersebut.

Pernahkah anda berpikir apabila DNA orang asing ini tercampur dengan bayi yang masih dalam keadaan suci?

DNA adalah berisi cetak biru atau rangkuman genetik leluhur-leluhur kita yang akan kita warisi. Termasuk sifat, watak, dan sejarah penyakitnya.

Lalu apa jadinya apabila DNA orang yang tidak kita tau asal usul dan wataknya bila tercampur dengan bayi yang masih suci? Tentunya bayi tersebut akan mewarisi genetik DNA sang inang vaksin tersebut.

Pernahkan anda terpikir apabila sang inang vaksin tersebut dipilih dari orang-orang yang terbuang, kriminal, pembunuh, pemerkosa, peminum alkohol, dan sebagainya?

Dari banyak sumber yang saya dengar selama ini, penelitian tentang virus dilakukan kepada para narapidana untuk menghemat biaya penelitian, atau malah mungkin hal itu disengaja?

Zat-zat kimia berbahaya dalam vaksin.

Vaksin mengandung substansi berbahaya yang diperlukan untuk mencegah infeksi dan meningkatkan performa vaksin. Seperti merkuri, formaldehyde, dan aluminium, yang dapat membawa efek jangka panjang seperti keterbelakangan mental, autisme, hiperaktif. alzheimer, kemandulan, dll. Dalam 10 tahun terakhir, jumlah anak autis meningkat dari antara 200 – 500 % di setiap negara bagian di Amerika.

Babi dalam Vaksin.

Penggunaan asam amino binatang babi dalam vaksin bukanlah berita yang baru. Bahkan kaum Muslim dan Yahudi banyak yang menentang hal ini karena babi memang diharamkan, seperti tertuang dalam Qur’an ayat berikut :

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Qur’an surah Al-Maidah (5) ayat 3

Bahkan dalam Perjanjian Lama (Taurat) juga disebutkan :

Jangan makan babi. Binatang itu haram karena walaupun kukunya terbelah, ia tidak memamah biak. Dagingnya tidak boleh dimakan dan bangkainya pun tak boleh disentuh karena binatang itu haram.”

Imamat 11 : 7-8

Lalu mengapa Allah mengharamkan Babi?

1. Asam Amino manusia yang hanya sedikit berbeda dari binatang babi.

Asam amino adalah salah satu penyusun protein pada makhluk hidup. Jika kita melihat insulin pada manusia dan babi, maka hanya akan terpaut satu daripada babi. Berikut penjelasannya :

Insulin manusia : C256H381N65O76S6 MW=5807,7
Insulin babi : C257H383N65O77S6 MW=5777,6
Penjelasan : hanya 1 asam amino berbeda

Insulin manusia : C256H381N65O76S6 MW=5807,7
Insulin sapi : C254H377N65O75S6 MW=5733,6
Penjelasan : ada 3 asam amino berbeda

Para produsen vaksin mengatakan bahwa jika menggunakan asam amino babi, maka mereka tidak memerlukan banyak proses penelitian lagi karena hanya terpaut satu asam amino. Berbeda dengan sapi yang terpaut 3 asam amino.

“Secara chemisty, DNA manusia dan babi hanya beda 3 persen. Aplikasi teknologi transgenetika membuat organ penyusun tubuh babi akan semakin mirip dengan manusia.”
~ Dr. Muladno, ahli genetika molekuler di Fakultas Peternakan IPB

Tapi sayangnya mereka lupa jika asam aminonya hampir identik berarti sama saja kita memakan daging manusia (kanibal), dan telah jelas bahwa kanibal dapat menyebabkan penyakit-penyakit genetik yang tidak bisa disembuhkan, termasuk penyakit syaraf dan lain-lain.

Di China, terdapat sebuah desa yang gemar memakan daging manusia yang melintas di desanya, yang kemudian digunakan untuk sebuah perayaan. Mereka mengatakan bahwa rasa daging manusia mirip dengan rasa daging babi.

2. Sifat babi yang buruk dapat menurun kepada manusia yang memakannya.

Seorang Imam Muslim bersama kawannya orang barat pernah melakuak test kepada 3 ekor babi dan 3 ekor ayam, masing masing adalah 2 jantan dan 1 betina. Dan hasilnya adalah :

Ketika 2 ekor ayam jantan dan 1 ayam betina dilepas, maka 2 ayam jantan tersebut bertarung hingga satu tewas/kalah untuk merebutkan betina. Namun apa yang terjadi ketika 2 ekor babi jantan dan 1 ekor babi betina dilepas ? ternyata babi jantan yang satu membantu yang lain untuk melaksanakan hajat seksualnya pada si betina.

Dan sang Imam berkata, “Inilah ! Daging babi itu membunuh ‘ghirah’ (rasa cemburu) orang yang memakannya dan ini terjadi pada kaum kalian.”

Beberapa penelitian di barat juga banyak yang menyatakan bahwa memakan babi dapat mempengaruhi watak, resiko perselingkuhan, dan hasrat seksual yang melebihi ambang batas kewajaran sebagai manusia.

3. Tubuh babi dapat mengubah virus jinak menjadi ganas.

Babi memiliki berbagai reseptor dalam tubuhnya yang dapat menjadikan virus jinak yang masuk ke dalam tubuh babi kemudian keluar dalam keadaan ganas, diantaranya reseptor yang sangat dikenal para ilmuwan adalah reseptor alfa 2,6 sialic acid untuk mengikat influenza manusia dan 2,3 sialic acid untuk mengikat virus influenza unggas. Virus-virus yang terikat ke dalam reseptor tersebut kemudian dapat berubah menjadi ganas. Selain itu reseptor-reseptor itu juga dapat mengikat dua jenis virus yang memiliki sifat yang berbeda, untuk kemudian di mixing menjadi satu virus ganas yang memiliki 2 sifat.

4. Banyaknya penyakit dalam tubuh Babi

Kita sudah mengetahui sejak Sekolah Dasar dahulu bahwa babi mengandung cacing pita yang sangat berbahaya. Cacing pita bahkan dapat mengganggu sistem syaraf dan dapat masuk hingga otak manusia. Selain cacing pita masih banyak penyakit lainnya yang disebabkan oleh babi melalui bakteri, karena kebiasaannya yang senang memakan kotoran, bahkan kotorannya sendiri.

5. Sifat aneh babi lainnya.

“Babi mempunyai sifat kembar antara binatang buas dan binatang jinak. Sifatnya yang menyerupai binatang buas adalah karena ia bertaring dan suka makan bangkai, sedangkan sifatnya yang menyerupai binatang jinak ialah karena ia berceracak dan makan rumput serta dedaunan lainnya.

Babi memiliki syahwat yang amat kuat, hingga pada saat ia kawin (bersetubuh), pejantan bertengger di atas betinanya yang berjalan bermil-mil jauhnya. Pejantannya mengejar-ngejar betina demikian kasar hingga terjadi perkelahian yang mungkin menewaskan salah satu atau menewaskan kedua-duanya.

Satu kali mengandung, babi betina dapat melahirkan dua puluh ekor anak. Pejantan mulai kawin bila telah berumur 8 bulan, sedangkan betinanya mulai melahirkan bila telah mencapai umur 6 bulan. Di beberapa negeri, babi kawin pada umur 4 bulan, betinanya mulai bunting setelah dikawini dan akan melahirkan setelah bunting selama enam atau tujuh bulan. Babi betina yang telah mencapai umur 15 tahun tidak dapat beranak. Jenis binatang ini adalah yang paling banyak mempunyai keturunan. Babi jantan merupakan binatang jantan yang paling tahan lama bertengger di atas betinanya (kawin).

Yang mengherankan, jika sebelah matanya dicungkil ia segera mati. Babi memiliki kesamaan dengan manusia, yaitu kulitnya tidak dapat dikelupas kecuali jika dipotong lebih dulu daging yang berada di bawahnya.”

~ Kamal al-Din Muhammad ibn Musa al-Damiri, dalam Kitabul-Hayawan Al-Kubra

Bencana akibat vaksin yang tidak pernah dipublikasikan.

  • Di Amerika pada tahun 1991 – 1994 sebanyak 38.787 masalah kesehatan dilaporkan kepada Vaccine Adverse Event Reporting System (VAERS) FDA. Dari jumlah ini 45% terjadi pada hari vaksinasi, 20% pada hari berikutnya dan 93% dalam waktu 2 mgg setelah vaksinasi. Kematian biasanya terjadi di kalangan anak anak usia 1-3 bulan.
  • Pada 1986 ada 1300 kasus pertusis di Kansas dan 90% penderita adalah anak-anak yang telah mendapatkan vaksinasi ini sebelumnya. Kegagalan sejenis juga terjadi di Nova Scotia di mana pertusis telah muncul sekalipun telah dilakukan vaksinasi universal.
  • Jerman mewajibkan vaksinasi tahun 1939. Jumlah kasus dipteri naik menjadi 150.000 kasus, di mana pada tahun yang sama, Norwegia yang tidak melakukan vaksinasi, kasus dipterinya hanya sebanyak 50 kasus.
  • Penularan polio dalam skala besar, menyerang anak-anak di Nigeria Utara berpenduduk muslim. Hal itu terjadi setelah diberikan vaksinasi polio, sumbangan AS untuk penduduk muslim. Beberapa pemimpin Islam lokal menuduh Pemerintah Federal Nigeria menjadi bagian dari pelaksanaan rencana Amerika untuk menghabiskan orang-orang Muslim dengan menggunakan vaksin.
  • Tahun 1989-1991 vaksin campak ”high titre” buatan Yugoslavia Edmonton-Zagreb diuji coba pada 1500 anak-anak miskin keturunan orang hitam dan latin, di kota Los Angeles, Meksiko, Haiti dan Afrika. Vaksin tersebut sangat direkomendasikan oleh WHO. Program dihentikan setelah di dapati banyak anak-anak meninggal dunia dalam jumlah yang besar.
  • Vaksin campak menyebabkan penindasan terhadap sistem kekebalan tubuh anak-anak dalam waktu panjang selama 6 bulan sampai 3 tahun. Akibatnya anak-anak yang diberi vaksin mengalami penurunan kekebalan tubuh dan meninggal dunia dalam jumlah besar dari penyakit-penyakit lainnya WHO kemudian menarik vaksin-vaksin tersebut dari pasar di tahun 1992.
  • Setiap program vaksin dari WHO di laksanakan di Afrika dan Negara-negara dunia ketiga lainnya, hampir selalu terdapat penjangkitan penyakit-penyakit berbahaya di lokasi program vaksin dilakukan. Virus HIV penyebab Aids di perkenalkan lewat program WHO melalui komunitas homoseksual melalui vaksin hepatitis dan masuk ke Afrika tengah melalui vaksin cacar.
  • Desember 2002, Menteri Kesehatan Amerika, Tommy G. Thompson menyatakan, tidak merencanakan memberi suntikan vaksin cacar. Dia juga merekomendasikan kepada anggota kabinet lainnya untuk tidak meminta pelaksaanaan vaksin itu. Sejak vaksinasi massal diterapkan pada jutaan bayi, banyak dilaporkan berbagai gangguan serius pada otak, jantung, sistem metabolisme, dan gangguan lain mulai mengisi halaman-halaman jurnal kesehatan.
  • Kenyataannya vaksin untuk janin telah digunakan untuk memasukan encephalomyelitis, dengan indikasi terjadi pembengkakan otak dan pendarahan di dalam. Bart Classen, seorang dokter dari Maryland, menerbitkan data yang memperlihatkan bahwa tingkat penyakit diabetes berkembang secara signifikan di Selandia Baru, setelah vaksin hepatitis B diberikan secara massal di kalangan anak-anak.
  • Melaporkan bahwa, vaksin meningococcal merupakan ”Bom waktu bagi kesehatan penerima vaksin.”
  • Anak-anak di Amerika Serikat mendapatkan vaksin yang berpotensi membahayakan dan dapat menyebabkan kerusakan permanen. Berbagai macam imunisasi misalnya, Vaksin-vaksin seperti Hepatitis B, DPT, Polio, MMR, Varicela (Cacar air) terbukti telah banyak memakan korban anak-anak Amerika sendiri, mereka menderita kelainan syaraf, anak-anak cacat, diabetes, autis, autoimun dan lain-lain.
  • Vaksin cacar dipercayai bisa memberikan imunisasi kepada masyarakat terhadap cacar. Pada saat vaksin ini diluncurkan, sebenarnya kasus cacar sudah sedang menurun. Jepang mewajibkan suntikan vaksin pada 1872. Pada 1892, ada 165.774 kasus cacar dengan 29.979 berakhir dengan kematian walaupun adanya program vaksin.
  • Pemaksaan vaksin cacar, di mana orang yang menolak bisa diperkarakan secara hukum, dilakukan di Inggris tahun 1867. Dalam 4 tahun, 97.5& masyarakat usia 2 sampai 50 tahun telah divaksinasi. Setahun kemudian Inggris merasakan epidemik cacar terburuknya dalam sejarah dengan 44.840 kematian. Antara 1871 – 1880 kasus cacar naik dari 28 menjadi 46 per 100.000 orang. Vaksin cacar tidak berhasil.
  • Dan masih banyak lagi.

Mengapa vaksin gagal melindungi terhadap penyakit?

Walene James, pengarang buku Immunization: the Reality Behind The Myth, mengatakan respon inflamatori penuh diperlukan untuk menciptakan kekebalan nyata.

Sebelum introduksi vaksin cacar dan gondok, kasus cacar dan gondok yang menimpa anak-anak adalah kasus tidak berbahaya. Vaksin “mengecoh” tubuh sehingga tubuh kita tidak menghasilkan respon inflamatory terhadap virus yang diinjeksi.

SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) naik dari 0.55 per 1000 orang di 1953 menjadi 12.8 per 1000 pada 1992 di Olmstead County, Minnesota. Puncak kejadian SIDS adalah umur 2 – 4 bulan, waktu di mana vaksin mulai diberikan kepada bayi. 85% kasus SIDS terjadi di 6 bulan pertama bayi. Persentase kasus SIDS telah naik dari 2.5 per 1000 menjadi 17.9 per 1000 dari 1953 sampai 1992. Naikan kematian akibat SIDS meningkat pada saat hampir semua penyakit anak-anak menurun karena perbaikan sanitasi dan kemajuan medikal kecuali SIDS.

Kasus kematian SIDS meningkat pada saat jumlah vaksin yang diberikan kepada balita naik secara meyakinkan menjadi 36 per anak.

Dr. W. Torch berhasil mendokumentasikan 12 kasus kematian pada anak-anak yang terjadi dalam 3,5 – 19 jam paska imunisasi DPT. Dia kemudian juga melaporkan 11 kasus kematian SIDS dan satu yang hampir mati 24 jam paska injeksi DPT. Saat dia mempelajari 70 kasus kematian SIDS, 2/3 korban adalah mereka yang baru divaksinasi mulai dari 1,5 hari sampai 3 minggu sebelumnya.

Tidak ada satu kematian pun yang dihubungkan dengan vaksin. Vaksin dianggap hal yang mulia dan tidak ada pemberitaan negatif apapun mengenai mereka di media utama karena mereka begitu menguntungkan bagi perusahaan farmasi.

Ada alasan yang valid untuk percaya bahwa vaksin bukan saja tak berguna dalam mencegah penyakit, tetapi mereka juga kontraproduktif karena melukai sistem kekebalan yang meningkatkan resiko kanker, penyakit kekebalan tubuh, dan SIDS yang menyebabkan cacat dan kematian.

Lalu adakah imunisasi yang benar menurut Islam?

Ada! Bahkan Rasulullah sendiri yang mengajarkan dan merekomendasikannya.

Imam Bukhari dalam Shahih-nya men-takhrij hadits dari Asma’ binti Abi Bakr

Dari Asma’ binti Abu Bakr bahwa dirinya ketika sedang mengandung Abdullah ibn Zubair di Mekah mengatakan, “Saya keluar dan aku sempurna hamilku 9 bulan, lalu aku datang ke madinah, aku turun di Quba’ dan aku melahirkan di sana, lalu aku pun mendatangi Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, maka beliau Shalallaahu alaihi wasalam menaruh Abdullah ibn Zubair di dalam kamarnya, lalu beliau Shalallaahu alaihi wasalam meminta kurma lalu mengunyahnya, kemudian beliau Shalallaahu alaihi wasalam memasukkan kurma yang sudah lumat itu ke dalam mulut Abdullah ibn Zubair. Dan itu adalah makanan yang pertama kali masuk ke mulutnya melalui Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, kemudian beliau men-tahnik-nya, lalu beliau Shalallaahu alaihi wasalam pun mendo’akannya dan mendoakan keberkahan kepadanya.

Dalam shahihain -Shahih Bukhari dan Muslim- dari Abu Musa Al-Asy’ariy, “Anakku lahir, lalu aku membawa dan mendatangi Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, lalu beliau Shalallaahu alaihi wasalam memberinya nama Ibrahim dan kemudian men-tahnik-nya dengan kurma.” dalam riwayat Imam Bukhari ada tambahan: “maka beliau SAW mendoakan kebaikan dan memdoakan keberkahan baginya, lalu menyerahkan kembali kepadaku.”

Seorang kakek men-tahnik cucunya yang belum lama dilahirkan

Ibu saya pernah mengatakan bahwa bayi dilahirkan dalam keadaan kekurangan glukosa. Bahkan apabila tubuhnya menguning, maka bayi tersebut dipastikan membutuhkan glukosa dalam keadaan yang cukup untuknya. Bobot bayi saat lahir juga mempengaruhi kandungan glukosa dalam tubuhnya.

Pada kasus bayi prematur yang beratnya kurang dari 2,5 kg, maka kandungan zat gulanya sangat kecil sekali, dimana pada sebagian kasus malah kurang dari 20 mg/100 ml darah. Adapun anak yang lahir dengan berat badan di atas 2,5 kg maka kadar gula dalam darahnya biasanya di atas 30 mg/100 ml.

Kadar semacam ini berarti (20 atau 30 mg/100 ml darah) merupakan keadaan bahaya dalam ukuran kadar gula dalam darah.

Hal ini bisa menyebabkan terjadinya berbagai penyakit, seperti bayi menolak untuk menyusui, otot-otot bayi melemas, aktivitas pernafasan terganggu dan kulit bayi menjadi kebiruan, kontraksi atau kejang-kejang.

Terkadang bisa juga menyebabkan sejumlah penyakit yang berbahaya dan lama, seperti insomnia, lemah otak, gangguan syaraf, gangguan pendengaran, penglihatan, atau keduanya.

Apabila hal-hal di atas tidak segera ditanggulangi atau diobati maka bisa menyebabkan kematian. Padahal obat untuk itu adalah sangat mudah, yaitu memberikan zat gula yang berbentuk glukosa melalui infus, baik lewat mulut, maupun pembuluh darah.

Mayoritas atau bahkan semua bayi membutuhkan zat gula dalam bentuk glukosa seketika setelah lahir, maka memberikan kurma yang sudah dilumat bisa menjauhkan sang bayi dari kekurangan kadar gula yang berlipat-lipat.

Disunnahkannya tahnik kepada bayi adalah obat sekaligus tindakan preventif yang memiliki fungsi penting, dan ini adalah mukjizat kenabian Muhammad SAW secara medis dimana sejarah kemanusiaan tidak pernah mengetahui hal itu sebelumnya, bahkan kini manusia tahu bahayanya kekurangan kadar glukosa dalam darah bayi.

Tahnik sebaiknya dilakukan oleh orang-orang yang beriman kepada Allah, atau dapat pula dilakukan ayah atau ibu sang bayi.

Penutup

Imunisasi yang selama ini digembar-gemborkan oleh Zionis dapat berdampak kepada masalah yang sangat serius bagi kehidupan penduduk dunia. Mereka yang bertujuan untuk menjadikan ras lainnya berada di bawah kekuasaan mereka dengan berbagai cara. Sudah cukup adik laki-laki saya yang menjadi korban konspirasi imunisasi ini. Kini saatnya kita membuka mata dan bertanya pada hati nurani kita dengan berbagai propaganda yang mereka lakukan.

Bahkan Allah telah menyuruh kita berhati-hati terdadap berita dari mereka :

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”

Qur’an surah Al-Hujuraat (49) : 6

Masih banyak sumber yang belum saya paparkan di sini. Termasuk bagaimana teknologi pengetahuan Islam menyingkap bagaimana setan dapat menjadikan manusia menjadi jahat melalui makanan yang haram yang kita konsumsi. Insya Allah lain waktu saya dapat menjelaskannya.

Semoga Allah memberkahi dan melindungi kita semua. :)

Penulis : Tio Alexander

http://un2kmu.wordpress.com/2010/04/19/mengungkap-konspirasi-imunisasi-dan-bahaya-vaksin/

Rabu, September 14, 2011

Jalan Para Peminang Bidadari

Mereka bilang jalan-jalan.

Ilustrasi (inet)

Lebih dari itu ku yakini ini adalah sebuah persiapan.

Persiapan untuk sebuah perjalanan.

Persiapan yang sampai pada titik mana aku berhenti tak pernah aku pikirkan.

Karena persiapan adalah sebuah proses, dan proses tak kan pernah aku biarkan ia terhenti di perjalanan.

Katakanlah: “Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Ankabut: 20)

Alam bebas, di sanalah kau menyadari siapa dirimu sebenarnya dan siapa sebenarnya kawanmu serta kau akan menyadari siapakah Allah

Menyalurkan hobi dan senang-senang saja kau.

Ini bukanlah sekedar hobi atau senang-senang saja kawan,

Ini adalah sebuah persiapan…

Persiapan untuk meninggalkan dunia yang penuh dengan kesenangan-kesenangan yang semu.

Persiapan untuk menunjukkan keberartian tulang-tulang berserakan ini di hadapan Rabbnya.

Persiapan yang ku lakukan dengan kebahagiaan menjalankannya.

Kalau lah ini semua untuk jalan-jalan saja atau sekedar menyalurkan hobi bermain di alam, maka saksikanlah bahwa kau takkan melihat ku berlama-lama di sini.

“Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada seorang mukmin yang lemah dalam segala kebaikan. Peliharalah apa-apa yang menguntungkan kamu dan mohonlah pertolongan Allah, dan jangan lemah semangat (patah hati). Jika ditimpa suatu musibah janganlah berkata, “Oh andaikata aku tadinya melakukan itu tentu berakibat begini dan begitu”, tetapi katakanlah, “Ini takdir Allah dan apa yang dikehendaki Allah pasti dikerjakan-Nya.” Ketahuilah, sesungguhnya ucapan: “andaikata” dan “jikalau” membuka peluang bagi (masuknya) karya (kerjaan) setan.” (HR. Muslim)

Dibutuhkan lebih banyak KEBERANIAN untuk menghadapi kehidupan sehari-hari yang sebenarnya lebih kejam daripada bahaya pendakian yang nyata, Tetapi dibutuhkan lebih banyak KETABAHAN untuk bekerja di kota daripada mendaki gunung Yang tinggi (Ipala).

Ya, saya yakini ini adalah persiapan, persiapan yang mungkin tak ada ujung hingga aku lah yang paling layak dan pantas berada di barisan terdepan menjemput bidadari menggapai surga, bersama Rasulullah bertemu dengan Allah.

Inilah jalan yang ku tempuh.

Jalannya para pejuang yang tidak semua orang senang mengikutinya.

Jalan yang berliku penuh rintangan dan ancaman.

Jalannya para pejuang yang rindu bertemu Rabbnya.

Jalan para peminang bidadari.

Kematian.. Kita yang merencanakan, Allah yang menentukan. Oleh karenanya, rencanakanlah kematian yang indah, kematian orang-orang yang rindu bertemu Rabbnya, Sehingga Allah tak sungkan menyambut kerinduan tersebut dan menetapkan kematian indah yang diinginkan setiap muslim

“Sesungguhnya, Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur`an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) dari Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. At-Taubah: 111)

Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang mati dan dirinya tidak pernah berjihad dan tidak pernah meletakkan dalam dirinya keinginan untuk berjihad maka dia mati dalam cabang kemunafikan.“ (Hadits Riwayat Imam Muslim)

Maha Suci Allah Yang Maha Tinggi. Ya Allah kubersimpuh di hadapan-Mu dan kupanjatkan Doa: “Ya Rabb Wafatkanlah aku di medan Jihad atau di medan Dakwah atau dengan selemah-lemahnya aku, wafatkanlah aku dalam husnul khatimah”, aamiin.

Mari Bermain, Belajar dan Berlatih di Alam

Kamis, September 08, 2011

Tour de Dieng – Dieng Plateau, Wonosobo Jawa Tengah (Day 1st)

by tuanlee

Kamis, 1 Sept 2011

13:20-14:30

Tiba di lokasi meeting ponit (SPBU Lenteng Agung). Janji ketemu dengan bro Dani pukul 13.00, sayanya dah ngaret dan ketika sampai sana bro Dani lom datang dan dia sempat beri kabar akan bawa teman satu lagi sebagai boncenger, alhamdulillah nambah teman lagi. Buka FB dan lihat status beliau berangkat dari rumah jam 13.00, gubrakz…. Oalaaaah bisa sampai meeting point lewat jam 2 nih, apalagi ga lama kemudian dia bbm katanya ban bocor di cilandak, yo weis laa ba’s, nikmatin aja nunggunya.

14:30-17:30

Bro Dani dan Medi tiba di Lenteng Agung tapi menunggu di Stasiun Lenteng Agung. Oke samperin aja, setelah bertemu ramah tamah sebentar lansung berangkat menempuh jalan Parung Serab yang bisa tembus langsung ke Bogor sehingga bisa menghindari kepadatang di jalan raya Bogor. Namun beberapa km sebelum bogor motor bro Dani Supra X 125 (Supri, red:) mengalami masalah. Bannya bocor sehingga terpaksa harus ke bengkel dulu. Wah… wah… wah…, belum juga seperempat perjalanan si supri dah dua kali jajan.

Setiba di Bogor, mulai dari terminal Baranangsiang hingga Tajur macet total ditambah lagi hujan turun. Hal ini menyebabkan saya terpisah dengan bro Dani. Setelah kemacetan bisa dilewati, saya tunggu bro Dani sebentar, ternyata dia BBM untuk ketemu di masjid At Ta’awun saja. Oke solo ride ke at Ta’awun.

17:30-19:00

Tiba di at Ta’awun Puncak, sambil nunggu bro Dani saya nikmati dengan minum bandrek. Ada yang aneh di komplek kantin at Ta’awun saat itu karena beberapa warung beralasan air panas tuk menyeduh bandrek tidak ada. Entah karena pengunjung sedang ramai atau mungkin pemilik warung tidak mau dikunjungi oleh pengunjung yang cuma 1 orang, lebih mengharapkan pengunjung yg rombongan 4-6 orang (1 warung biasanya memiliki bangku untuk 6 orang). Mungkin biasanya kalau suatu warung dah di sana sudah diisi oleh pengunjung meski 1 orang maka pengunjung yang lain tidak ingin masuk ke warung itu, mereka akan lebih memilih warung lain yang masih kosong. Tapi akhirnya ada juga warung yang mau melayani saya yang hanya beli bandrek susu seharga Rp 5.000,- saja.

Ketika adzan maghrib bro Dani dan Medi baru tiba namun sebelum ketemu mereka langsung mencari kantin karena sudah terlalu lapar, sedang saya memutuskan shalat dulu menjama’ maghrib dan Isya setelah itu baru menyantap menu kesukaan saya di Puncak yaitu Nasi Goreng.

19:00 – Jum’at 2 September 01:00

Setelah selesai makan kita melanjutkan perjalanan lagi di tengah dinginnya udara Puncak, saya terpaksa menbah sweater dibalik jacket yang saya pakai. Puncak sangat macet saat itu sehingga kita harus ‘merayap’ hingga Cipanas. Sempat istirahat sebentar di Cipanas tuk isi bensin dan ke toilet kemudian jalan lagi, alhamdulillah Cianjur-Padalarang-Cimahi-Bandung-Cileunyi lancar. Di daerah Citata sebelum Padalarang kami sempat menikmati suasana kaki pegunungan kapur dengan mencicipi kelapa hijau.

Di Cileunyi kita istirahat lagi sekitar hampir 1 jam, makan lagi (wah kebanyakan istirahatnya). Tadi sempat memutuskan untuk tidur di Cileunyi tapi karna ga ada tempat istirahat yang enak, kita putuskan jalan lagi hingga Tasikmalaya dan istirahat di sana. Akan tetapi ketika sampai Nagreg jalanan macet total entah sampai mana. Sehingga kami harus ‘merayap’ lagi. Ketika sudah memasuki Garut rasa letih ini sudah tak tertahankan lagi hingga pandangan serasa kabur. Tentu hal ini berbahaya, maka ketika menemukan masjid yang nyaman tuk disinggahi dan tidur disana maka kita pun menepi. Benar saja, baru saja kita meletakkan tubuh, kita pun langsung tidur terlelap hingga adzan subuh bersenandung di masjid tersebut.

bersambung ke day 2nd

Tour de Dieng – Dieng Plateau, Wonosobo, Jawa Tengah (Day 3rd & 4th)

Sabtu. 3 September 2011

04:30-07:00

Subuh pertama di dataran tinggi Dieng (Dieng Plateau). Kami melaksanakan shalat berjama’ah di penginapan di tengah udara dingin yang menusuk. Suhu di dalam ruangan menurut thermometer menunjukkan 15 derajat celcius, Wah apalagi diluar ya. Akhirnya kami tunggu matahari mulai bersinar untuk keluar dan exploring Dieng agar tidak terlalu dingin. Setelah shalat, kami menghangatkan tubuh kami dengan kopi luwak dan radix sambil bincang-bincang dengan pak Ahmad Haidar pemilik penginapan tersebut. Ternyata beliau menawarkan sarapan kentang goreng. Ya memang hasil bumi dataran tinggi Dieng selain purwaceng (semacang ginseng) juga kentang. Bahkan pak Haidar sendiri dulu pernah menjadi pemasok kentang dari Dieng ke pasar induk Kramat Jati di Jakarta.

Pak Haidar begitu baik kepada kami sampai-sampai ia mengupaskan sendiri kentang-kentang untuk sarapan kami, dan ia pula yang menggorengnya. Sehingga kami merasa malu dalam hati karena telah menawar harga penginapan dari Rp 125.000,- menjadi Rp 100.000,-. Karna hal itu pulalah menjelang pulang kami pun menambahkan kembali harga sewa tersebut menjadi Rp 130.000,-. Sekali lagi kami merasakan kehangatan, kebaikan dan keramahan masyarakat Jawa Tengah khususnya Dieng.

Setelah sarapan, saya memberanikan diri mandi pagi itu. Karna saya merasa dengan mandi jusru akan lebih menghangatkan tubuh meskipun harus menahan dinginnya air yang sangat menusuk hingga ke tulang. Benar saja ketika gayungan pertama air menyentuh tubuh terasa sangat dingin sekali, bahkan bro Medi sampai harus teriak menahan dinginnya air. Alhamdulillah usai mandi badan terasa lebih hangat, rasa dingin lebih terfokus hanya pada jari-jari saja.

07:00-15:00

Nampaknya matahari sudah mulai menghangatkan tanah Dieng, sehingga kami memberanikan diri keluar dan mulai mengeksplor dataran tinggi Dieng. Dieng Plateau adalah sebuah dataran tinggi yang menjadi hunian penduduk, dengan ketinggian 2300 mdpl menyebabkan udara di dataran tinggi Dieng begitu dingin. Penduduknya harus selalu menggunakan jaket terutama pada malam hari. Karna saking dinginnya penduduk tersebut ada yang jarang mandi, Ada yang mandi hanya sekali saja entah itu pada pagi hari atau sore hari saja.

Sindoro dari Dieng

Dataran tinggi dieng dikelilingi oleh empat buah gunung yaitu: gunung Prau, gunung Sikunir, gunung Sindoro dan satu lagi saya lupa. Ada begitu banyak tempat wisata di dataran tinggi Dieng yaitu; wisata candi, wisata telaga dan goa, wisata sunrise atau gunung, wisata kawah dan air terjun serta wisata theater. Karena keterbatasan waktu, tidak semua wisata tersebut bisa kami sambangi.

Candi Pandawa Lima

Tempat wisata yang pertama kami datangi adalah Candi Pandawa Lima, mungkin disebut pandawa lima karena di situ terdapat lima buah candi. 4 buah candi terkumpul di komplek candi Arjuna dan satu lagi terpisah yaitu candi setyaki.

Tiket masuk ke komplek candi ini Rp 10.000,- sudah termasuk wisata ke telaga Balai Kambang dan kawah Sikidang. Sayangnya telaga Balai Kambang yang kami datangi sedang kering sehingga tidak terlihat keindahannya mungkin karena kemarau yang cukup panjang.

komplek candi Arjuna

Gunung Prau

menuju gunung Prau

Gunung prau bukanlah jalur wisata resmi dataran tinggi Dieng, sehingga jarang pengunjung ada yang kesana. Namun kami mencoba untuk kesana sambil bertanya-tanya. Ada yang mengatakan butuh waktu 3 jam untuk sampai ke puncak gunung Prau, ada juga yang mengatakan cuma butuh setengah jam. Kami coba hiking kesana dan membawa motor kami sejauh bisa dinaikkan ke atas gunung tersebut. Motor kami terhenti di ladang yang luas dengan jalur yang sempit namun bercabang-cabang sehingga membuat kami bingung harus mengambil jalur yang mana, sementara di depan terlihat gunuung Prau menganga begitu luas dan lebar. Karna waktu itu sudah menjunjukkan hampir pukul 11:00 dengan kebutaan kami terhadap jalur prau, tentu berisiko dan kalau pun kami mampu sampai ke puncak gunung Prau kami yakin kami akan tiba di bawah lagi sudah lewat maghrib. Akhirnya kami urungkan niat kami mendaki gunung Prau dan kami menuju gunung Sikunir.

Telaga Kecebong dan Gunung Sikunir

telaga Kecebong

Telaga Kecebong dan Gunung Sikunir sebenarnya terletak di desa lain dari desa Dieng. Bila dari arah Wonosoboketika sampai di Dieng kita mengambil jalur ke kiri terus mengikuti jalan hingga jalan berakhir mentok di telaga kecebong dan gunung Sikunir, tak ada jalan lagi setelah itu. Sepanjang perjalanan sekitar 5 km dari desa Dieng kita ditawarkan oleh panorama cukup indah dengan awan yang berada di bawah kita.

Telaga Kecebong terletak persis di bawah gunung Sikunir, untuk masuk ke wisata ini kita hanya dimintai harga tiket sebesar Rp 3.000,-. Telaga ini menjadi sumber air bagi warga setempat, viewnya pun cukup indah untuk hunting poto, kami menyempatkan mengelilingi telaga ini menggunakan perahu dengan biaya Rp 5.000,-/orang.

puncak Sikunir

Dari telaga Kecebong kami mendaki gunung Sikunir, butuh waktu sekitar 1/2-1 jam hiking mencapai puncak gunung Sikunir dengan ketinggian sekitar 2600 mdpl. Dari puncak Sikunir kita dapat melihat view gunung Sindoro dan kota Wonosobo. Sebenarnya wisata gunung Sikunir adalah wisata pagi atau wisata sunrise, sayangnya semalam kami terlalu letih sehingga tidak terpikir untuk melihat sunrise di gunung Sikunir pada subuh harinya.

Di puncak gunung Sikunir terdapat sebuah gua yang sepertinya jarang terjamah. Kami tak tahu seberapa besar gua tersebut karena begitu gelap dan kami pun khawatir terdapat ular terlebih kami sendiri tidak membawa senter, yang jelas dengan keberadaan gua tersebut menambah sedikit misteri mengenai puncak gunung Sikunir.

Kawah Sikidang

Pegunungan Dieng memiliki beberapa buah kawah, di antaranya kawah Sikidang, kawah Timbang yang belum lama ini sedang bergejolak, dan lainnya sehingga dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga panas bumi. Satu kawah yang kami kunjungi adalah kawah Sikidang, sebuah kawah kecil dengan telaga yang mendidih airnya serta asap yang mengepul. Pengunjung tidak boleh terlalu dekat, karna itu kawah tersebut dijaga oleh pagar kayu. Memang ketika saya sampai di sana, baunya begitu menyengat bahkan hinga radius ratusan meter, karna itulah kami pun tidak ingin terlalu berlama-lama disana.

DPT (Dieng Plateau Theatre)

Untuk mengetahui sejarah terbentuknya dataran tinggi Dieng yaitu dengan meletusnya kawah Sinila, kita bisa mengetahui sejarahnya dengan menonton tayangan sejarah di DPT (Dieng Plateau Theatre) dengan tiket masuk seharga Rp 3.000,-. Namun sayang saat itu antrian cukup panjang sehingga kami mengurungkan niat kami menonton tayangan sejarah tersebut.

Telaga Warna

Telaga Warna menampilkan panorama yang sangat indah. Ada beberapa hal yang membedakan antara telaga warna di Dieng dengan telaga warna di gunung Gede-Pangrango:

Telaga warna di Dieng jauh lebih luas daripada telaga warna di Gede-Pangrango. Telaga warna di Gede Pangrango hanya menampilkan satu warna saja dalam satu musim kemudian berubah pada musim lainnya menjadi warna lain, sedangkan telaga warna di Dieng menampilkan warna-warna yang lebih dari satu tanpa dipengaruhi musim. Hal ini karena warna pada telaga di Gede-Pangrango dipengaruhi oleh banyak-sedikitnya tanaman sub montanan di dasar telaga, sedangkan warna pada telaga di Dieng dipengaruhi oleh belerang pada dasar telaga tersebut.

Di sekitar telaga terdapat 3 buah gua, di antaranya gua Semar dan gua Sumur, namun karena gue itu ditutup oleh pagar sehingga tidak membuat kami terlalu tertarik melihat gua tersebut dan kami urung untuk mencari gue yang ketiga.

Setelah dari telaga warna kami pun merasakan lelah dan lapar, kami putuskan makan siang di sekitar telaga warna, namun harga makanan disini sangat mahal. Harga sepiring nasi dan gule ditambah air teh hangat seharga Rp 20.000,-, maklumlah daerah wisata.

15:00-19:00

Kami kembali ke penginapan dengan rasa lelah dan letih yang sangat. Setiba di penginapan pak Haidar pun bertanya kita kemana saja. Kami bercerita tentang gagalnya kami ke gunung Prau, hingga ia menawarkan untuk mengantar karna menurutnya cuma 1/2 jam saja. Kami sempat tertarik dan berpikir untuk kembali ke jakarta esok hari. Namun karna rasa letih saya yang teramat sangat saya mempersilahkan bro Dani dan Medi ke gunung Prau dan saya menunggu di penginapan. Namun bro Dani pun enggan karna ketidak ikutan saya dan akhirnya kami pun lebih memilih istirahat tidur dan mandi mempersiapkan perjalanan pulang menuju Jakarta selepas maghrib.

19:00

Kami berangkat pulang menuju Jakarta melewati jalur Wonosobo, karna jalut ini sepertinya lebih mudah tidak terlalu panjang melintasi jalur pegunungan berkabut. Setengah jam kemudian kita pun sudah sampai di kota Wonosobo, lalu lanjut menuju Banjarnegara dan berisitirahat makan sate sejenak di rumah makan Sate Inung.

Perjalanan kami lanjutkan, kami putuskan lewat Purwokerto, akan tetapi kami sempat kebingungan memasuki kota Purwokerto sehingga membuat jarak tempuh kami membengkak, dan parahnya di kota ini pula Supri pun bocor lagi bannya pada malam hari sekitar pukul 00.00. Alhamdulillah 1 km ke depan kita temukan tukang tambal ban yang masih buka. perjalananpun bisa dilanjutkan. Pada pukul 02:00 kami merasa begitu lelah sehingga kami putuskan untuk bermalam di masjid Baitul Mu’min Karang Pucung, Majenang.

Pada pukul 07:30 keesokan harinya kami keluar dari Masjid tuk mencari bengkel Ahass Honda untuk tune up Siti dan Supri. Ternyata kami menghabisan waktu cukup lama di bengkel hingga pukul 11:00. Setelah itu perjalanan kami lanjutkan dan ketika memasuki Ciamis lalu lintas macet total, disinilah kami terpisah. Lalu lintas pun dialihkan oleh polisi melalui kota Tasik sedangkan bro Dani dan Medi lebih memilih mengambil jalur utara.

Dari kota Tasik lalu lintas cukup lancar namun di Ciawi hingga Limbangan seolah tidak ada harapan untuk bergerak. Namun alhamdulillah ada penduduk yang memberi petunjuk jalan memutar melewati perkampungan sedikit membelah bukit, saya putuskan mengambil jalan itu meskpun sangat rusak namun alhamdulillah macet bisa dilewati. Saya pun tiba di Nagreb mahhrib dan saya putuskan terus riding sendirian setelah istirahat sebentar melibas Cileunyi, Bandung, Cimahi dan Padalarang. Barulah di Citata saya beristirahat cukup lama di SPBU untuk shalat dan makan malam.

Setelah itu perjalanan saya lanjutkan menuju Puncak dengan kecepatan rata-rata berkisar 100 km/jam. Hanya butuh waktu satu setengah jam saya sudah tiba di Puncak karena memang lalu lintas sangat kosong tidak ada halangan yang berarti. Seperti biasa di Puncak saya sempatkan berhenti sejenak menikmati suasana puncak dengan bandrek.

Usai menikmati bandrek perjalanan menuju Jakarta berlanjut, lalu lintas kosong sehingga memungkinkan saya memacu sepeda motor saya hingga kecepatan 110 km/jam. Dan alhamdulillah 2 jam kemudian saya sudah tiba di Jakarta dengan selamat.

the end

Tour de Dieng – Dieng Plateau, Wonosobo, Jawa Tengah (Day 2nd)

Tour de Dieng – Dieng Plateau, Wonosobo, Jawa Tengah (Day 2nd)

oleh Tuan Lee pada 06 September 2011 jam 11:45

Jum’at, 2 September 2011

04:30-06.00

Suara adzan subuh dengan nada khas tanah pasundan di sebuah masjid pinggiran kota Garut membangunkan kami dari tidur lelap kami di masjid tersebut. Alhamdulillah badan sudah terasa bugar meski tidur hanya sekitar 3 jam saja. Kontan saja kita nikmati subuh di kota tersebut, kami iringi dengan do’a-do’a yang kami panjatkan kepada Allah ta’aalaa dengan harapan Ia mengijabah do’a kami selaku musafir. Selepas shalat kami bersantai sejenak, menikmati kopi luwak dan kopi radix yang kami bawa dari Jakarta sambil mencharge HP kami di masjid tersebut.

06:00 – 11:00

Perjalanan kami lanjutkan, lalu lintas sudah mulai lancar sehingga riding pagi menyusuri pegunungan kota Garut begitu enak dinikmati dengan jalurnya yang berkelok-kelok tersebut. Sesampai di Malangbong (perbatasan Garut-Tasikmalaya) kami istirahat sejenak mengisi perut kami dengan sarapan bubur ayam. Setelah itu perjalanan kami lanjutkan lagi melintasi kabupaten Tasikmalaya. Di daerah Rajapolah yang terdapat jembatan layangnya kami mengambil jalur lurus melewati jembatan tersebut yang mengarah ke Ciamis dan Jawa Tengah, bila mengambil jalur kiri akan menuju pusat kota Tasikmalaya. Sesampai di Prancis (PRApataN CIamiS) kami istirahat sebentar di SPBU karna harus ke toilet. Tak lama kemudian perjalanan kami lanjutkan lagi menyusuri jalan raya Ciamis-Banjar yang lengang dan berliku hingga kami berhenti di kota Banjar tuk istirahat kembali, yah beginilah riding kami terlalu banyak istirahat, namun dinikmati saja.

Di kota Banjar, suasana pantai Pangandaran cukup terasa disini dengan banyaknya warung-warung tenda di pinggir jalan, padahal pantai Pangandaran sendiri masih cukup jauh dari kota ini. Setelah istirahat sebentar tuk minum dan ke toilet perjalanan pun kami lanjutkan kembali hingga tiba di tugu perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah kita berhenti sejenak untuk foto-foto sebagai kenangan. Suasana begitu panas di daerah tugu perbatasan tersebut sehingga tidak enak untuk berlama-lama. Perjalanan pun berlanjut, kali ini kami sudah melintasi daerah Jawa Tengah, kota yang pertama kali kami lewati adalah Wanareja. Mulai dari sinilah kami bertiga benar-benar buta jalur ini, karena saya sendiri riding motor terjauh di jalur ini hanya sampai kota Banjar. Akhirnya di sebuah SPBU di kota Wanareja kami berhenti sejenak untuk navigasi dengan GPS yang ada di BB. Setelah mendapatkan gambaran rute, perjalanan kami lanjutkan dan kita sepakati kita akan terus berjalan hingga pukul 11.00 siang untuk istirahat, makan dan shalat Jum’at.

11:00-13:00

Pukul 11:00 pun tiba dan kami sudah sampai di kabupaten Banyumas, tepatnya beberapa kilometer sebelum kota kecil Wangon. Kami pun berjalan perlahan sambil mencari rumah makan yang nyaman untuk sekaligus istirahat. Akhirnya kami menemukan rumah makan soto dan bakso yang built ini dengan rumah pemiliknya. Segera saja kami sambangi dan alhamdulillah ternyata ibu pemilik warung tersebut begitu sangat ramah kepada kami, sehingga memungkinkan kami untuk istiraha disitu cukup lama, tidur-tiduran, mencharge HP bahkan bolak-balik ke toilet. Di sinilah kami mulai merasakan keramahan penduduk Jawa Tengah.

Ketika adzan dzuhur berkumandang kami berangkat ke masjid yang jaraknya sekitar 400 m dari rumah tersebut. Semua perbekalan termasuk HP dan motor pun kami titip di rumah tersebut. Kami memutuskan jalan kaki ke Masjid supaya ga bosan di atas motor terus.

Well…. ritual shalat jum’at di desa tersebut ternyata di luar dugaan saya. Tadi saya pikir akan menemukan ritual macam-macam seperti yang biasa saya temukan di perkampungan di luar kota Jakarta, seperti khutbah bahasa Arab, cerita berbagai kisah sebelum khutbah dll. Namun ternyata ritual jum’at di desa tersebut sama persis dengan kebanyakan yang ada di kota Jakarta. Kami duduk di dalam masjid tersebut mendengarkan khutbah, beberapa orang dari penduduk tersebut menoleh kepada kami tanpa ada pandangan aneh terhadap kami seolah mereka menampakkan wajah selamat datang kepada kami. Yah begtulah shalat jum’at di desa tersebut cukup kami nikmati, setelah menjama’ dengan shalat ashar sekali lagi kami panjatkan do’a-do’a kami kepada Allah ta’aalaa sebagai musafir kami berharap do’a-do’a tersebut pun segera diijabah oleh-Nya. Aamiiin.

Usai jum’atan kami kembali ke tempat istirahat sambil bersiap melakukan perjalanan kembali. Sebelumnya saya meminta dibuatkan es teh oleh pemilik warung tempat kami beristirahat namun ketika saya bayar malah ia tidak mau, terpaksalah saya selipkan uang tersebut dengan lebihan dikit diatas meja.

13:00 – 17:00

Perjalanan kami lanjutkan hingga sekitar satu setengah jam kami tiba di persimpangan Rawalo. Kami sempat bingung harus mengambil jalur kiri atau kanan. GPS menunjukkan arah terdekat adalah mengambil jalur kanan melewati Sampang dan Kemrajen kemudian ke kiri mengarah ke kota Banyumas, setelah di kota Banyumas mengambil kanan dan lurus terus hingga sampai Wonosobo. Akan tetapi penduduk setempat menyarankan mengambil jalur kiri melewati purwokerto kemudian mengambil kanan ke arah kota Banyumas lalu ke kiri menuju Wonosobo.

Setelah diskusi sebentar akhirnya kita sepakati mengambil jalur kanan melewati Sampang dan Kemrajen. Ternyata membaca jalur ini tidak semudah membaca jalur yang ada di GPS, mungkin karena jalanan cukup macet dan tidak terlalu berbeda antara jalur utama dan jalur alternatif atau atara jalan raya dan bukan jalan raya, semua hampir sama. Dan benar saja, kami merasa perjalanan kami sudah jauh namun ada yang terasa aneh. Ketika menemukan persimpangan jalan besar kami pun berhenti lagi untuk melihat GPS dan ternyata kami sudah melenceng sangat jauh dari jalur yang disarankan GPS. Saat itu kami sudah sampai di Gombong Kabupaten Kebumen. Berarti harus balik lagi, namun serasa berat bagi kami untuk balik lagi. Namun ketika kami melihat ada penunjuk arah ke Banjarnegara melalui jalur alternatif ke kiri maka kami bertanya ke tukang becak untuk memastikan. Tukang becak tersebut mengiyakan jalut alternatif ini bisa tembus ke Banjarnegara setelah di waduk Sempor belok kanan.

Akhirnya kita sepakat tuk mengambil jalur tersebut. Jalut alternatif ini begitu sempit, berliku dan naik turun, namun pemandangannya lumayan indah karna membelah bukit. Karna waktu sudah sore agar tidak kemalaman sampai di Dieng, maka saya putuskan lebih memacu motor kami berdua, dan alhamdulillah tak lama kemudian kami bisa tembus di jalan raya Banjarnegara-Wonosobo yang berarti kami sudah kembali ke rute yang benar.

Karena sudah merasa tenang, di Banjarnegara kami istirahat kembali, mengisi bahan bakar si Supri dan kita pun makan bakmi jamur. Di warung bakmi tersebut pemilik warung dan istrinya begitu ramah dengan lebih dulu menanyakan tujuan kami dan mereka pun menyarankan kalau mau ke Dieng sebaiknya jangan melalui Wonosobo karna khawatir macet di kota tersebut. Mereka menyarankan dari Banjarnegara tersebut mengambil ke kiri melalu jalur alternatif melewati pegunungan pasti akan terhindar oleh macet, dan jalanannya pun menurut mereka sekarang sudah bagus dan tak perlu khawatir tersasar karna ada petunjuk jalan menuju Dieng disana. Wah kami pikir sudah dekat nih maka kami putuskan mengikuti saran pemilik warung bakmi tersebut setelah selesai makan.

17:00-21:00

Ternyata saran yang kami ikuti dari pemilik bakmi tersebut tidak sedekat yang kami kira. Bahkan terlalu berat untuk dilewati pada malam hari. Hingga maghrib tiba petunjuk arah di jalur tersebut menunjukkan Dieng masih 30 km lebih lagi. Dengan demikian kami harus melalui jalur sempit pegunungan ini pada malam hari. Kabut pun turun, jarak pandang meskipun dengan lampu utama motor hanya sekitar 10 meter. Kami terpaksa jalan sangat pelan-pelan dan berhati-hati. Supri yang saat itu sengaja di depan agar tidak terlalu tertinggal oleh Siti berkali-kali sempat masuk ke jalur berlawanan dan hampir keluar jalur kekiri menyentuk dinding bukit, untung saja saya bisa mengawasi dari belakang sambil berteriak. Karna merasa lampu penerangan Supri ga bagus untuk menembus kabut akhirnya Siti kembali di depan, namun jalan tetap sangat perlahan dengan kecepatan antara 10-20 km/jam. Perjalanan semakin berat karna dingin khas Dieng mulai terasa menusuk tubuh. Saya yang kebetulan hanya menggunakan sarung tangan setengah jari merasakan beku di ujung-ujung jari sehingga hampir-hampir tidak sanggup memegang kendali motor. Namun uniknya ketika kami sudah bertemu perkampungan ternyata disitu masih ada SPBU Pertamina, well segera saja kami istirahat sejenak untuk melaksanakan shalat maghri dan isya di jama’ kembali.

Permasalahan bertambah ketika kami tiba di antara desa Wanareja (bukan kota Wanareja di Cilacap yang telah kami lewati) dan desa Grogol. Ban motor Supri kembali bocor pada pukul 19:30, saya pun sempat panik dan bingung hingga mengisi status di FB dengan “jangan menyerah” karena suasana saat itu begitu gelap dan sepi. Namun saya teringat firman Allah إن مع العسر يسرا (sesungguhnya dalam sebuah kesulitan ada banyak kemudahan). Akhirnya kami melanjutkan perjalanan semakin pelan lagi dengan keadaan supri gembos ban, Bro Dani pindah ke Siti dan Supri di bawa oleh Medi yang lebih kurus supaya tidak terlalu merusak ban.

Setelah beberapa saat berjalan kami menemukan perkampungan dan disitu ada tukang tambal ban yang sudah tutup. Medi yang bisa berbahasa Jawa kami minta untuk mengetuk pintu pemilik bengkel tersebut. Sang ibu pemilik bengkel tersebut keluar dan menyambut kami dengan ramah tanpa ada rasa curiga sedikitpun, namun ia meminta maaf karna suaminya sedang tidak ada di rumah jadi tidak mungkin bisa membantu. Beberapa warga yang baru usai melaksanakan shalat Isya di masjid pun menghampiri kami dan menyuruh kami ke atas sedikit karna di sana pun ada tukang tambal ban. Kami lanjut lagi ke atas dan tukang tambal ban disitu pun ternyata sudah tutup. Kami ketok pintu rumah pemilik tambal ban tersebut, cukup lama tidak ada yang menyahut, alhamdulillah setelah sekitar 10 menit ibu pemilik bengkel tersebut pun keluar namun sayangnya ia mengatakan suaminya pun sedang ‘mudun’ (turun ke bawah) jadi ga bisa bantu. Namun ia mengatakan ada lagi bengkel tambal ban ke atas namun cukup jauh di Desa Grogol atau harus turun lagi ke bawah sekitar 1 km di desa Wanareja, itu pun masih untung-untungan apakah laki-laki yang bisa mengerjakan tambal ban ada dirumah.

Kami memutuskan Medi untuk turun ke bawah membawa Siti untuk memastikan bisa atau tidaknya Supri ditambal bannya di situ. Tidak lama kemudian Medi kembali mengabarkan bahwa benar 1 km ke bawah ada tukang tambal ban dan pekerjanya pun mau membuka bengkelnya kembali untuk menolong kami. Salut…. saluuut kepada penduduk desa ini, mereka semua begitu ramah dan mudah memberikan pertolongan. Bahkan ketika Supri selesai di tambal, pemilik bengkel hanya meminta harga normal tambal ban yaitu Rp 5.000,-, sekali lagi kami salut dan sebagai ungkapan rasa syukur pun bro Dani memberikan uang Rp 10.00,- kepada pemilik bengkel tersebut. Itu pun pemilik bengkel menolak dan berkeras akan mengembalikan namun bro Dani tetap memaksa ga usah dikembalikan. Sekali lagi salut saluuuuut….

Selain itu sambil menunggu Supri ditambal kami sempat ngobro-ngobrol dengan keluarga pemilik bengkel tersebut dan sempat ditawari masuk ke dalam rumahnya, namun kami menolak dan cukup diluar saja sambil memperhatikan Supri yang sedang di tambal. Menurut pemilik bengkel tersebut Dieng tinggal sekitar 45 menit perjalanan lagi. Wah… wah… waaaah… 45 menit perjalanan bukanlah waktu yang sebentar mengingat rute yang ditempuh adalah jalan kecil, gelap, berliku ditambah lagi diliputi kabut yang dingin membekukan jari-jari. Tapi jangan menyerah perjalanan harus dilanjutkan.

Setelah Supri selesai ditambal, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada keluarga pemilik bengkel tersebut lalu perjalanan kami lanjutkan kembali. Dan benar saja 30 menit kemudian kami sampai di desa Batur, lalu 15 menit setelah itu tibalah kami di desa Dieng tempat yang kami tuju.

21:00

Setiba di desa Dieng, terlihat begitu banyak penginapan dan homestay, namun cukup banyak pula pengunjung yang sudah tiba disitu kebanyakan dari mereka menggunakan mobil berseri B yang artinya dari Jakarta. Kami sempat mencari-cari sejenak penginapan yang cocok buat kami. Hingga bertemu penginapan Pondok Lestari yang menawarkan kamar dengan kamar mandi di dalam serta TV seharga Rp 250.000,-. Kami sempat diam dan berpikir, namun seolah pemilik penginapan tersebut memahami sesuatu dari kami dan ia pun menawarkan kamar yang lebih sederhana yaitu di rumahnya beberapa meter dari Pondok Lestari tersebut dengan harga Rp 125.000,-.

Ternyata setelah tiba di penginapan tersebut, kami merasa ini justru lebih dari cukup, karna meskipun kami hanya menyewa satu kamar namun serasa kami seolah menyewa satu rumah. Full AC (AC Alam Dieng), TV dan kamar mandi yang bebas. Ditambah lagi kami diberikan kue-kue lebaran di penginapan tersebut. Setelah tertarik dengan penginapan tersebut, bro Dani masih menyempatkan menawar dengan harga Rp 100.000,- dan alhamdulillah disepakati, karena memang informasi yang saya terima dari internet, penginapan di Dieng yang sederhana berkisar antara Rp 60.000 – Rp 100.000,-. Untuk yang tertarik dengan penginapan yang kami gunakan di Dieng bisa menghubungi bapak Ahmad Haidar di 081325671508.

Segera motor kami masukan ke dalam rumah, barang-barang pun kami letakkan di kamar. Setelah itu kami menghangatkan badan sejenak dengan kopi luwak dan kopi radix kembali. Setelah badan terasa hangat, kami sempatkan keluar mencari makan, meski sudah banyak yang tutup namun alhamdulillah kami masih bertemu tukang nasi goreng dengan harga hanya Rp 7.000,-. Sebuah harga yang murah untuk daerah wisata. Setelah kenyang kami pun kembali penginapan dan tidur meringkuk menahan dingin Dataran Tinggi Dieng (Dieng Plateau) dengan selimut tebal menutupi seluruh tubuh kami. Zzzzzzzzz……….

Bersambung ke day 3rd

Tour de Dieng – Dieng Plateau, Wonosobo Jawa Tengah (Pre Day)

"Menikmati detik-detik ketika Allah dan nyawaku begitu dekat dipisahkan oleh tali ketika ku masuk ke dalam Goa, dipisahkan oleh bekal dan perlengkapan ketika ku mendaki gunung dan dipisahkan oleh Motor ketika ku touring. sering kali ketika menikmati saat - saat genting dalam hidup ku, ku berdoa 'Ya Allah wafatkanlah aku di medan jihad atau di medan dakwah atau dengan selemah-lemahnya aku wafatkanlah aku dalam khusnul khotimah dan jangan wafatkan aku disini ketika aku sedang berlatih"

berikut catatan bang daris saat touring ke dieng..




oleh Tuan Lee

Baru kali ini saya akan menulis catatan perjalanan secara langsung atau sambil proses perjalanan itu berlangsung yang dibagi dalam potongan-potongan harinya. Kali pertama ini, saya akan menulis catatan perjalanan saya ke Dieng Plateau (dataran tinggi Dieng), Wonosobo, Jawa Tengah.

Rencana bermula dari bulan Ramadhan atau bahkan sebelum Ramadhan saya menginginkan sekali touring jarak menengah-jauh, paling tidak di luar Jawa Barat. Sejumlah destination bermunculan. Ada Lampung-Palembang, Jogjakarta, Bromo, Dieng bahkan Bali. Karna masih ada waktu sekitar sebulan dicobalah cari-cari teman perjalanan yang kira-kira tertarik dengan destination tersebut di dunia nyata maupun di dunia maya baik dari Facebook maupun Yahoo Chatting Room. Maklum ga gampang mencari teman yang bisa jalan seperti ini, sebagaimana tahun lalu pun sebelum Ramadhan saya sempat backpackeran hiking ke gunung Papandayan Garut bersama 4 orang teman yang mana 3 diantaranya adalah kenalan di Facebook.

Ternyata sampai lebaran tiba tanggal 31 Agustus 2011, tak satupun menemukan teman yang sejalan. sampai malamnya pun masih mencari-cari teman masih ga ketemu juga. Ya sudah deh pasrah aja tidur kemungkinan besok ga jalan, atau dilanjutin dipikirin besok harinya mau kemana meskipun harus sendiri cuma sekedar di daerah Jawa Barat aja misal ke Ujung Genteng yang pernah saya sambangi di liburan lebaran tahun lalu.

Namun, pada pertengahan malam saya terbangun sekitar jam 2. Hmmmmm kembali terpikirkan lagi, kira-kira kemana ya. Coba-coba membuka lagi daftar kontak BBM saya, terlihat disitu ada dua nama. Satu nama sudah saya tawarkan sebelumnya namun sempat beralasan motornya lagi bermasalah, saya coba tawarkan lagi tapi tetap saja ga berhasil kali ini alasannya takut macet, yo weiss laa ba’s (jawa – arab dikit bahasanya nih). Satu teman lagi bernama Dani al Maidany (Dani red:) yang tahun lalu pun jalan bareng ke gunung Papandayan, beberapa hari lalu beliau menawarkan hiking ke gunung Ceremai, Kuningan. Saya sempat sedikit tertarik, tapi karna rasa ini lebih cenderung kepada touring jarak menengah maka saya tangguhi dulu kesepakatannya hingga pada malam setelah lebaran saya kabari kepastian tuk ikut atau ga-nya.

Well…. sebelum mengkontak Dani saya memang sudah hampir teguh pendirian untuk memutuskan pergi ke Dieng saja meskpun sendirian, terlebih lagi setelah membaca sebuah blog tentang Dieng. Oke saya mantap, barulah saya kontak Dani melalui BBM sekitar jam 3 tuk mengabari bahwa saya ga jadi ikut ke Ceremai dan memutuskan solo ride ke Dieng. Ternyata Dani mengabari bahwa sudah 3 orang membatalkan ke Ceremai, langsung saja saya tawarkan beliau tuk ikut saya aja ke Dieng. Hanya butuh waktu 1-2 jam berpikir akhirnya Dani mengabarkan sepakat. Yesss …. alhamdulillah… ada teman….. Oke selanjutnya tinggal memperkuat azzam dan tawakkal serta doa.

Kita memutuskan akan berangkat pukul 13.oo Kamis ini 01 September 2011, dari meeting point SPBU Lenteng Agung yang akan menempuh jalur selatan menggunakan 2 motor; Siti (Honda Tiger Revo 2008) dan Supri (Honda Supra X 125), bermodalkan navigasi map di BB karna kita berdua belum pernah kesana. Dan selanjutnya insya Allah reportase akan dilanjutkan melalui tulisan berikutnya yang akan saya posting melalui aplikasi wordpress yang sudah tersedia di BB. Bila tidak ada reportase lanjutan mungkin disebabkan tak sempat atau ternyata batal karna ada hal-hal yang diluar kehendak kami berdua namun Allah menghendaki itu.

بسم الله توكلت على الله لا حول و لا قوة ألا بالله العظيم

bersambung ke Day 1st

Selasa, September 06, 2011

7 Manfaat Abu Rokok

1. Bahan Penggosok Emas

Jika mempunyai perhiasan dari emas yang warnanya mulai kemerah-merahan. Jika menginginkan warnanya kembali indah dan bersinar, cobalah menggunakan abu rokok. Caranya, siapkan perhiasan, abu rokok dan lap bersih. Kemudian letakan abu rokok pada perhiasan dan gosok-gosoklah dengan lap bersih. NIscaya perhiasan emas akan kembali seperti warna aslinya.


2. Membersihkan Alat Dapur

Membersihkan alat-alat dapur. Wajan, periuk, sendok, piring, gelas, ketel, panci dan sejenisnya bisa dibersihkan dengan abu. Campurlah abu dapur dengan sabun, garam, dan kulit jeruk nipis. Kemudian, gosoklah peralatan dapur dengan campuran bahan tsb sehingga menjadi bersih dan mengkilap


3. Membersihkan Meubel

Membersihkan meubel. Gosoklah meubel yang berpelitur, seperti: meja, kursi atau lemari yang terkena noda panas (putih) dengan abu rokok. Meubel akan menjadi bersih dan noda-noda akan hilang.


4. Membersihkan Kaca

Membersihkan kaca yang buram. Bersihkan kaca yang kotor dan buram dengan abu. Sebelumnya, basahilah kaca lalu taburkan abu diatasnya. Selanjutnya gosok dengan menggunakan lap yang kering dan lembut. Kaca akan menjadi bersih dan mengkilap.


5. Untuk Bibit Tahan Lama

Bibit tahan lama bebas serangan hama. Campurlah abu pada benih atau biji kacang, sawi, bayam, cabe dan sejenisnya di dalam botol tempat penyimpan.


6. Menyuburkan Tanah

Menyuburkan tanah dan tanaman. Taburi tanaman pada tempat pembibitan dengan abu. Selain mencegah serangan hama, sekaligus menyuburkan tanah dan tanaman.


7. Menghindari Dari Hama

Menghindari hama ulat yang selalu menyerang buah. Taburkan 2 genggam abu pada pangkal pohon, 3 genggam pada daun dan bunga-bunga pohon-pohonan berbuah. Lakukan 2 kali dalam seminggu.

sumber : http://www.beritaunik.info/2011/09/06/7-manfaat-abu-rokok/