Kamis, Januari 13, 2011

Gunung Cikurai dan angin yang mererai-rerai


*Keinginan yang tersalurkan
Sebenarnya keinginan aku untuk mengunjungi Gunung cikurai ini sudah lama aku pendam, kira-kira 1 tahun yang lalu ketika aku memandang kerucut raksasa cikurai dari Gunung papandayan. Saat itu aku sedang mendaki gunung papandayan, dalam hati aku bergumam ;"andai saja hari ini ada banyak waktu, abis gunung papandayan ini langsung deh ke cikurai" sempat aku juga berkata ke Eko(temen waktu ngedaki papandayan) ;"ko, abis ini kita kesini yuk". ah terang saja, keinginan ku saat itu besar sekali, mengingat dari kejauhan Gunung cikurai itu begitu indah, apalagi waktu aku menyaksikannya di kala pagi hari. Subhanallah..

hingga akhirnya dapet Telpon dari temen, :"dan, temen2 IPALA mau ke cikurai nh ikut ga? tanggal 30 Januari 2010 sampai tanggal 1 Januari 2011" wah langsung aja aku sambut dengan senang hati. Akhirnya ada kesempatan untuk ke cikurai dan bercengkrama dengannya menikmati cikurai dan keindahan disekitarnya.

Janji kumpul di PO Primajasa yang dicililitan jam 21.00 dan 21.30 paling telat, tapi karena aku ngajar dulu sehingga akupun terlambat sampe disana. "sory ya, gara2 gw kita harus naik 2 kali, karena bis yang ke garut sudah ga ada lagi.. maaf ya..."
"Tenang udah biasa kan" kata teman2..

Berangkat sekitar pukul 11.30 malam dari PO Prima jasa UKI, perjalanan sekitar 3 jam jakarta garut.

Sekitar jam 2 malam kami sampai di pintu keluar jalan tol Cileunyi, kami ke cileunyi dulu dan naik bis ke tasik karena bis yang ke garut sudah tidak ada. sampai cileunyi kami langsung naik mobil kecil ke Terminal guntur garut. tepat sekitar pukul 3 pagi sampai di terminal garut, langsung sarapan bubur ayam khas garut.. bubur ayamnya kaya gado-gado, rame banget isinya untung pada ga berantem. heheee..

Naik Mobil kecil dari cileunyi ke Terminal Garut per orang Rp. 10.000,- kemudian kami nego kembali supaya diteruskan dan kami carter mobil yang tadi kami tumpangi untuk sampai ke pemancar(base camp pendakian gunung cikuray).

Sekitar Jam 3.30 kami sampai di desa sebelum pos pemancar, "sampai sini saja kang, mobil tidak bisa masuk sampe pemancar" ah.. kami tidak bisa protes, padahal mereka janji untuk sampe pemancar. ya sudah kami terima dengan ikhlas saja.

hari masih gelap, sulit bagi kami untuk langsung menempuh perjalanan ke pos pemancar, karena arah jalan belum kelihatan. Akhirnya kami istirahat terlebih dahulu di masjid dekat kami turun. tidak lama kemudian Subuh berkumandang, tak jauh berbeda dengan musholla/masjid-masjid di jakarta. hanya 3 orang desa sekitar yang melaksanakan sholat berjamaah. kedatangan kami membuat rame 1 shaft sholat berjamaah subuh.

setelah meminta izin dengan pengurus masjid, kami pun beristirahat sejenak sebelum pendakian. pak lukman(ketua team pendakian) berbincang-bincang dengan pengurus masjid, sempat saya mendengar(ngomongnya bahasa sunda euy.. muhun aja dah.. hehe) kalau pendakian ke pemancar masih memakan waktu 4 jam lagi. itu baru pos pemancar. sampe

puncaknya sekitar 4 jam an (bukan 4 zaman ya!! hehe) juga.



*Hijau direrai dengan biru
Pendakianpun dimulai sekitar pukul 7.30 WIB, kami mulai mendaki. wah saya belum tidur, ga bisa tidur sama sekali. kebiasaan lama kalo ada event2 tertentu suka begini. tapi lumayan lah mengistirahatkan otot2 yang pegal. menusuri jalan setapak sampai kami disebuah warung, belanja keperluan yang belum terbeli dan tidak lupa mengisi perut dulu(red.sarapan pagi).



setelah terisi kebutuhan perut, kami melanjutkan perjalanan. saat baru mau mulai berangkat kami melihat rombongan yang menaiki mobil pick up dan belakangan kami mengetahui mereka juga rombongan yang ingin mendaki G. cikurai. Wah kalo tau mereka mau mendaki juga, jelas kami pasti minta ikut. tapi tidak apa-apa, perjalanan melewati punggungan-punggungan, kali-kali kecil, menikmati pemandangan ciptaan Allah yang indah menghapus penyesalan yang sudah kami lewati. perjalanan yang cukup panjang dibandingkan dengan naik kendaraan, tapi sungguh pengalaman yang indah bagi kami bisa jalan melewati itu semua.

dari kejauhan pos pemancar sudah terlihat, kami pun tidak melewati main street yang sudah terlihat jelas dari pandangan kami maupun GPS yang teman saya bawa. Kita memutuskan untuk berbelok ke arah kiri, menaiki dan menurunkan punggungan dari kebun-kebun teh.

Hijau.. mungkin itu yang aku bisa lukiskan dalam perjalanan ini, kami naik melewati yang kanan kiri hijau kebun-kebun teh. sesaat berhenti memandang lagi kebawah, terlihat kebun teh tersebut tersusun rapih. Sebuah kerja dari petani yg ulet dan tentunya desain dari Allah Yang Maha Agung dengan ciptaan-Nya. Sesekali kami berhenti untuk bertegur sapa dengan para petani tersebut, pak lukman yang bisa bahasa sunda. saya dan teman-teman mah muhun-muhun saja. ehheeee.. salah satu pembicaraanya, wah harusnya tadi lewat jalan situ(jalur main street yang tadi harusnya kami belok kanan) yaaah.. kami sudah terperosok dalam keindahan, mau bagaimana lagi. ^_^

Kira-kira mungkin lebih dari 4 punggungan/bukit yang kami lewati. setiap punggungan menyajikan pemandangan indah yang sulit kami lupakan;kebun-kebun teh yang hijau terlihat indah dan membuat mata kami fresh, gunung-gunung disekitar kawasan cikurai; gunung papan dayan(bulan agustus yang lalu saya kunjungi), gunung satria(kata penduduk sekitar sih, padahal saya baru denger nama ini) dan gunung2 lainnya, perumahan dari kejauhan yang terlihat seperti kotak-kotak kecil yang tersusun rapih, kali-kali yang mengalir didalamnya air yang sangat sejuk bersih dan jernih membuat kami tidak bisa menahan untuk menikmatinya. semuanya itu membuat saya semakin yakin Betapa Besarnya Allah.. betapa Agungnya karya-karya ciptaan-Nya.. dan betapa kecilnya aku dihadapan-Mu Ya Allah.. apalagi ketika dalam perjalanan aku menyaksikan langsung indahnya satwa yang masih ada disekitar kawasan Gunung cikurai. Burung Merak, saya melihatnya langsung ketika dalam perjalanan, tiba-tiba dia muncul dihadapan saya cukup dekat sekitar 3 meter, tetapi kemudian dia terbang. Subhanallah indahnya, seperti yang saya lihat di ragunan.

kemudian kami berada di jalan yang terpisah oleh turunan yang sangat curam mungkin hampir 90 derajat kemiringannya. kami berhenti untuk kemudian melakukan ormed(orientasi medan), bang santo kemudian meletakkan Carielnya dan berjalan meninjau jalur yang ada di depan sebelah kiri kami, dan hasilnya jalur tidak memungkinkan untuk kami lalui, telalu Curam kata bang santo. akhirnya kami mundur ke belakang dari jalur yang telah kami lewati. sampai kami ketemu dengan seorang petani, iya bener lewat sini dek(udah diterjemahkan dari bahasa sunda ya) owh.. jalannya menurun sangat, kami harus sambil duduk untuk melewatinya, kalau tidak hati kami bisa terperosok. sampai kami di kali kecil yang airnya jernih.
setelah turun tadi, sekarang kami harus menanjak dengan punggungan yang kemiringannya lumayan curam. ya kami lewati juga, terus kami mendaki, melewati aliran air kemudian menanjak. dahan-dahan yang cukup kokoh menjadi pegangan bagi kami. walaupun cukup sulit, tapi akhirnya kami bisa melewatinya dan sampai di jalan yang cukup baik yang bisa dilewati mobil. kemudian kami bertemu dengan pendaki lain sepertinya anak MAPALA. bincang-bincang sebentar, ternyata dia tidak melewati jalan yang kami lalui, melainkan lewat jalur main street.

Sampai lah kami di puncak pemancar sekitar pukul 11.45 WIB. waktunya cocok sekitar 4 jam an(bukan 4 zaman ya!!!) walaupun kami sudah motong2 punggungan tapi tetap saja, kami tidak bisa lebih cepat lagi. Inilah puncak pemancar, ada dipos ini beberapa nama stasiun pemancar yang sudah tidak asing bagi kita semua( RCTI, SCTV, TPI dsbnya yg tidak disebut jangan marah ya!!!). sampai di puncak pemancar, kami berbagi tugas; 3 orang beres-beres sekaligus memasak, dan 2 orang lainnya termasuk saya, mengambil air. saya dan bang santo kemudian membawa 2 dirigen(@5 liter), 1 Gelas(tupperware), 2 waterspleads dan 1botol kecil. Setelah dirasa cukup mengisi air, kemudian kami kembali ke pos pemancar, ada sekitar 500 meter dari pemancar ke tempat kami mengambil air. Sekembalinya ke pemancar, Roti cane + mie rebus campur cereal kami santap. selesai makan, kami sholat berjamaah zuhur+Ashar(jamak Qashar). ya.. sholat.. dalam kondisi apapun jangan pernah meninggalkan sholat 5 waktu sekalipun dalam kondisi perjalanan mendaki gunung, memasuki GOA, memanjat tebing dan sebagainya. sholat harus tetap ditegakkan. saya sangat menyayangkan banyaknya pecinta alam(mereka mengaku pecinta alam) yang melalaikan sholat ketika beraktifitas outdoor seperti ini, padahal sholat merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan dalam kondisi apapun. kalau dalam perjalanan kita bisa mengqoshor, kalau tidak ada air kita ber tayamum, dan seterusnya hingga tidak ada celah untuk melalaikannya.

lanjut lagi ah...

*Perjalananpun dimulai
sekitar pukul 1 siang kami mulai mendaki puncak cikurai, perjalanan baru saja dimulai pikirku.Melewati satu punggungan kebun teh kemudian lurus ke arah selatan kami berjalan dan ketika sampai di tempat paling tinggi dari punggungan tersebut sebelum memasuki hutan, kami kemudian menyaksikan pemandangan yang lebih indah lagi dari sebelumnya. semua terlihat begitu jelas dari kejauhan. tak lupa mengabadikan dengan jepretan kamera slr bahkan kamera HP ku hehee. Subhanallah, Ya Allah Engkau memilih dari Jutaan orang yang tinggal di jakarta mungkin hanya sedikit yang Engkau berikan kesempatan untuk menyaksikan keindahan ini. Terima Kasih ya Allah..

"Anda memasuki Hutan, harap berhati-hati" tulisan itu yang menyambut saya dan teman-teman ketika pertama kali memasuki hutan cikurai,
Setiap Gunung yang saya naiki, ada hal yang unik dari masing-masingnya, termasuk untuk pendakian ke Puncak Gunung cikurai ini, Jalur pendakian memang sudah terbuka, tetapi memang agak berat kalo istilah pecinta alam "tanjakan Bego". Tidak sedikit kami kadang harus merunduk, sedikit memanjat dan bahkan sempat terjatuh. Lumayan berat dengan jalur seperti itu ditambah keril yang saya bawa berisi ; Dirigen 5 liter berisi air, beras 1/2 liter, telor 1/4kg, baju 3 set, 1 sleeping bag, 2 pasang sandal, Logistik, Flysheet, dll. untuk jalur pendakian gunung cikurai ini tidak ada air sama sekali kecuali di pos pemancar. jadi kami membawa air 15 liter(1 cowok membawa 5 liter air).

Sesekali kami berhenti untuk mengumpulkan stamina kembali atau hanya sekadar menundukkan keril kami agar punggung terasa ringan dan enteng kembali, tidak lupa foto-foto (teteeep).

berbeda dengan pendakian sebelumnya yang menuju ke pos pemancar, pemandangan kanan kiri kami terlihat hutan dengan pohon2 yang sangat lebat( ya iyalah, gunung gitu loh.. beda ama mall :D). Jalur ini juga sudah banyak tali stringe line untuk para pendaki agar tidak tersesat. Dari pos pemancar sampe puncak cikurai tidak ada lagi pos, perjalanan sekitar 4-5 jam.
perkiraan saya sebelumnya kami akan sampe puncak kira-kira jam 6 sore, tetapi meleset, sebelum sampai Puncak bayangan(puncak yang dari kejauhan terlihat seperti puncak cikurai padahal bukan) pak lukman teriak ;"Gue Ngejoss(stamina habis) nh.. cari tempat nge camp!!!" nih gara-gara makan siang tadi ga bagus(ga sehat) jadi gini(alasan pak lukman hahaaa)" soalnya makannya cuma ama mie instant n roti cane...

saya berada paling depan, kemudian saya melihat ada lapak kosong, memang sedikit menurun tetapi tidak apa-apa, daripada kami memaksa untuk terus mendaki sementara stamina teman kami sudah mulai habis apalagi waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore.

Berbagi tugas kembali regu pertama(mba nunung, lasmi) masak regu ke-2(saya,bang santo, pak lukman) nyangkul alias ngerapiin lahan yg akan didirikan tenda, karena kondisi tanah yang menurun, terpaksa kami meratakannya terlbih dahulu supaya tidurnya nyenyak kaya dihotel bintang seribu.

Beres-beres selesai, makan malam (Ayam, telor, bakso, sayur capcay dan nasi) Paknyoss, sholat maghrib+isya dan kami pun kemudian tidur diiringi angin yang mererai-rerai. Mererai-rerai istilah saya saja, kalo di Gunung Raung kan meraung-raung anginnya, nah Gunung cikurai dengan angin seperti ini saya sebut dengan Mererai-rerai(ngarang+maksa haha).

ciiiiiiuuuuuuuhhhhh..............(suara angin....)
Ngoooook.....krooooooooooookk... (suara yang lagi tidur ngorok)

Z...z...z.......


*Pendakian Puncak cikurai
wah tidur semalam lumayan nyenyak, walaupun kadang terbangun mendengar suara angin kencang, suara pendaki lain yang mendaki malam atau ada juga yang sdang turun. Paginya kondisi fresh kembali dan siap melanjutkan pendakiaan, tidak lupa Sarapan pagi dengan menu yang tidak jauh berbeda dari semalam hanya yang ini tambah kornet(buatan lasmi).

sekitar pukul 10 pagi kami mulai mendaki kembali, jalur yang tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, carriel yang saya bawa sudah tidak berisi dirigen 5 liter hanya saja carriel saya dimasukkan Tenda, flysheet dan fram (sama aja beratnya. hehee).


Naik terus mendaki ke atas, sempat bang santo celoteh : "enakan caving kalo ga rock climbing ya.. capenya paling cuma 2 jam"
hehehe.. "iya bang ya..". tapi mendaki gunung ada kenikmatan tersendiri bagi yang benar2 menikmatinya. Disini kita bisa lebih dekat dengan Allah melalui ayatnya yang tersirat, disini kita diuji sejauh mana kemauan kita untuk menggapai sesuatu, dan masih banyak lagi.

"Alam Bebas Membentuk nilai-nilai, disanalah kehidupan para pejuang"(IPALA)

Mendaki lagi ke atas ternyata banyak juga pendaki yang nge camp di atas kami, termasuk di puncak bayangan. ketika kami sampai di puncak bayangan, banyak juga yang sedang beristirahat. tanya-tanya dengan pendaki yang juga orang Sekitar garut, mengenai jalur lain kalo kita mau turun yaitu jalur "bayombong", tapi akhirnya kami tidak lewat jalur situ, melainkan kami lewat jalur yang sama waktu kami naik.

Sekitar pukul 11 45 kami sampai di puncak Cikurai, GPS mba nunung menunjukkan kami berada di ketinggia 2873mdpl. Alhamdulillah, pembayaran yang setimpal. Bersakit-sakit dahulu bersenang2 kemudian. tapi ya namanya juga pendaki gunung, setelah makan siang, sholat zuhur+ashar, foto2, akhirnya kami turun kembali sekitar pukul 1 siang.

kalau masalah turun, saya emang paling suka, saya bisa cepat kalau udah turun gunung, mungkin spesialis Penurun gunung kali ya, bukan pendaki gunung. heheheee...

Awalnya saya di belakang pak lukman, tapi pak lukman jalannya lama sekali, akhirnya ada jalan memotong, shingga saya bisa mendahului pak lukman. terus saya berjalan, hingga pendaki yang lebih dahulu turun tersusul oleh saya.
Sesekali saya berhenti untuk menunggu teman-teman dibelakang, atau bertegur sapa dengan pendaki yang baru mau naik.
pos pemancar sudah terlihat sangat dekat di punggungan terakhir, istirahat dulu ah pikir ku. Aktifin HP, ada pesan masuk di HP, dan kemudian foto-foto sebentar. tidak lama kemudian mba nunung datang, dan kami pun melanjutkan perjalanan ke pos pemancar yang sudah dekat.
Sampai lah kami berdua di pos pemancar kembali sekitar puku 15.30WIB. di susul kemudian teman lain yang sampai dengan selamat. Alhamdulillah ya Allah...

di pos pemancar, kami bertemu dengan rombongan dari depok. Mereka menunggu mobil pick up yang akan menjemput mereka. Kami pun menumpang untuk ikut juga. dan akhirnya kami pulang dengan pengalaman yang indah. Pengalaman yang tak akan pernah terlupakan.


Alhamdulillah.. terima kasih ya Allah...

0 komentar:

Posting Komentar