Kamis, 1 Sept 2011
13:20-14:30
Tiba di lokasi meeting ponit (SPBU Lenteng Agung). Janji ketemu dengan bro Dani pukul 13.00, sayanya dah ngaret dan ketika sampai sana bro Dani lom datang dan dia sempat beri kabar akan bawa teman satu lagi sebagai boncenger, alhamdulillah nambah teman lagi. Buka FB dan lihat status beliau berangkat dari rumah jam 13.00, gubrakz…. Oalaaaah bisa sampai meeting point lewat jam 2 nih, apalagi ga lama kemudian dia bbm katanya ban bocor di cilandak, yo weis laa ba’s, nikmatin aja nunggunya.
14:30-17:30
Bro Dani dan Medi tiba di Lenteng Agung tapi menunggu di Stasiun Lenteng Agung. Oke samperin aja, setelah bertemu ramah tamah sebentar lansung berangkat menempuh jalan Parung Serab yang bisa tembus langsung ke Bogor sehingga bisa menghindari kepadatang di jalan raya Bogor. Namun beberapa km sebelum bogor motor bro Dani Supra X 125 (Supri, red:) mengalami masalah. Bannya bocor sehingga terpaksa harus ke bengkel dulu. Wah… wah… wah…, belum juga seperempat perjalanan si supri dah dua kali jajan.
Setiba di Bogor, mulai dari terminal Baranangsiang hingga Tajur macet total ditambah lagi hujan turun. Hal ini menyebabkan saya terpisah dengan bro Dani. Setelah kemacetan bisa dilewati, saya tunggu bro Dani sebentar, ternyata dia BBM untuk ketemu di masjid At Ta’awun saja. Oke solo ride ke at Ta’awun.
17:30-19:00
Tiba di at Ta’awun Puncak, sambil nunggu bro Dani saya nikmati dengan minum bandrek. Ada yang aneh di komplek kantin at Ta’awun saat itu karena beberapa warung beralasan air panas tuk menyeduh bandrek tidak ada. Entah karena pengunjung sedang ramai atau mungkin pemilik warung tidak mau dikunjungi oleh pengunjung yang cuma 1 orang, lebih mengharapkan pengunjung yg rombongan 4-6 orang (1 warung biasanya memiliki bangku untuk 6 orang). Mungkin biasanya kalau suatu warung dah di sana sudah diisi oleh pengunjung meski 1 orang maka pengunjung yang lain tidak ingin masuk ke warung itu, mereka akan lebih memilih warung lain yang masih kosong. Tapi akhirnya ada juga warung yang mau melayani saya yang hanya beli bandrek susu seharga Rp 5.000,- saja.
Ketika adzan maghrib bro Dani dan Medi baru tiba namun sebelum ketemu mereka langsung mencari kantin karena sudah terlalu lapar, sedang saya memutuskan shalat dulu menjama’ maghrib dan Isya setelah itu baru menyantap menu kesukaan saya di Puncak yaitu Nasi Goreng.
19:00 – Jum’at 2 September 01:00
Setelah selesai makan kita melanjutkan perjalanan lagi di tengah dinginnya udara Puncak, saya terpaksa menbah sweater dibalik jacket yang saya pakai. Puncak sangat macet saat itu sehingga kita harus ‘merayap’ hingga Cipanas. Sempat istirahat sebentar di Cipanas tuk isi bensin dan ke toilet kemudian jalan lagi, alhamdulillah Cianjur-Padalarang-Cimahi-Bandung-Cileunyi lancar. Di daerah Citata sebelum Padalarang kami sempat menikmati suasana kaki pegunungan kapur dengan mencicipi kelapa hijau.
Di Cileunyi kita istirahat lagi sekitar hampir 1 jam, makan lagi (wah kebanyakan istirahatnya). Tadi sempat memutuskan untuk tidur di Cileunyi tapi karna ga ada tempat istirahat yang enak, kita putuskan jalan lagi hingga Tasikmalaya dan istirahat di sana. Akan tetapi ketika sampai Nagreg jalanan macet total entah sampai mana. Sehingga kami harus ‘merayap’ lagi. Ketika sudah memasuki Garut rasa letih ini sudah tak tertahankan lagi hingga pandangan serasa kabur. Tentu hal ini berbahaya, maka ketika menemukan masjid yang nyaman tuk disinggahi dan tidur disana maka kita pun menepi. Benar saja, baru saja kita meletakkan tubuh, kita pun langsung tidur terlelap hingga adzan subuh bersenandung di masjid tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar