Kamis, Mei 13, 2010

Memberi tanpa pertimbangan


Cobalah untuk mengawali suatu hari anda dengan niat untuk memberi. Mulailah dengan sesuatu yang kecil yang mungkin tak terlalu berharga bagi anda. mulailah dari uang receh. Kumpulkan beberapa receh yg mungkin tercecer di sana-sini dari kembalian anda
belanja, dengan satu tujuan : diberikan. ketika anda dalam perjalanan, kemudian melaksanakan sholat di sebuah masjid maka masukkanlah uang yang anda kumpulkan itu. berlanjutlah trus hingga setiap masjid yang anda kunjungi tidak akan anda pergi meninggalkan masjid tersebut melainkan anda telah memasukkan amal
untuk tabungan akherat anda.

Ketika anda sedang berada di bis kota yang panas, atau ketika anda
berkendara dan berhenti di lampu merah, lalu datang pengamen
bernyanyi yang mungkin menggangu anda. Atau, sepasang tangan kecil milik bocah mengetuk meminta-minta. Tak peduli bagaimana anda berpendapat tentang kemalasan, kemiskinan dan lain sebagainya. tak perlu banyak pikir, segera berikan satu dua keping yang telah anda kumpulkan itu pada mereka.

Mungkin ada rasa enggan, kesal, ragu, malu dan berbagai macam
perasaan yang menghalangi anda memberi. Tekanlah perasaan itu seiring dengan pemberian anda. Bukankah, tak seorang pun ingin memburukkan dirinya menjadi pengemis. bahkan Rasul yang agung juga menghimbau dan menganjurkan kepada kita agar jangan sampai tidak memberikan sesuatu kepada orang yang meminta-minta meski itu hanya secuil gerabah yang terbakar. Artinya, sesedikit apapun, meski hanya seratus-dua ratus perak umpamanya, berikanlah pada pengemis atau peminta-minta yang datang kepada kita. Bukankah Rasulullah sendiri adalah pribadi yang tidak pernah menolak membantu ketika ada orang yang meminta pertolongan kepadanya? Bahkan pernah beliau
harus berhutang untuk sekadar membantu mereka, satu hal yang bagi kita barangkali sulit untuk menirunya.mengingatkan kita untuk memberi sedekah kepada yang meminta dan yang tidak meminta. Ingat, sekarang anda hanya sedang "berlatih" MEMBERI TANPA PERTIMBANGAN; mengulurkan tangan dengan jumlah yang tiada berarti.

Memberi tanpa pertimbangan bagai menyingkirkan batu yang menghambat arus sungai. Arus Sungai adalah rasa rahman dari dalam diri anda, rasa ingin memberi kepada sesama. sedangkan batu adalah kepentingan yang berpusat pada diri anda sendiri. Sesungguhnya, bukan receh atau berlian yang anda berikan."Kemurahan itu tidak terletak di tangan, melainkan dihati"

"Tidak ada iri hati kecuali terhadap dua perkara, yakni seorang yang diberi Allah harta lalu dia belanjakan pada sasaran yang benar, dan seorang diberi Allah ilmu dan kebijaksanaan lalu dia melaksanakan dan mengajarkannya." (HR. Bukhari)

(diangkat dari berbagai sumber)

0 komentar:

Posting Komentar