Ibunya bernama Ummu Sulaim, Al Barra bin Malik mempunyai saudara yang bernama anas bin Malik. dia termasuk salah seorang diantara dua bersaudara yang hidup mengabdikan diri kepada Allah dan telah mengikat janji dengan Rasulullah SAW yang tumbuh dan berkembang brsama masa.
Al Barra bin malik termasuk golongan terkemuka dan terhormat, menjalani kehidupan dengan semboyan "Allah dan syurga". dan barangsiapa melihatnya ia sedang berperang mempertahankan agama Allah, niscaya akan melihat hal ajaib dibalik ajaib. Ketika ia berhadapan pedang dengan orang-orang musyrik, Barra' bukanlah orang yang mencari kemenangan, sekalipun kemenangan termasuk tujuan, tetapi tujuan akhirnya ialah mencari syahid seluruh cita-citanya mati syahid, menemui ajalnya di salah satu gelanggang pertempuran dalam mempertahankan yang haq dan melenyapkan yang bathil. Keberanian dan keperkasaannya di medan laga sudah sudah tidak diragukan lagi. Pernah dalam satu perang tanding beliau berhasil menghabisi seratus jagoan dari kaum kafir. Baginya, memasuki jannah dengan mati syahid adalah dambaan yang selalu dicarinya, karena itu sejak perrang Uhud beliau tidak pernah absen menyertai Rasulullah S.a.w dalam setiap pertempuran.
Dia tidak pernah ketinggalan dalam setiap peperangan baik bersama Rasul ataupun tidak. Pada suatu hari teman-temannya datang mengunjunginya, ia sedang sakit tetapi beliau mengulangi tekadnya untuk mati syahid dalam pertempuran.
Kepahlawanan barra' di medan perang yamamah wajar dan cocok dengan watak serta tabiatnya. Wajar untuk seorang pahlawan yang sampai-sampai Umar mewasiatkan agar ia jangan jadi komandan pasukan, disebabkan keberaniannya yang luar biasa, keperwiraan dan ketetapan hatinya memandang maut. Semua sifatnya itu akan menyebabkan anak buahnya dan dapat membawa kebinasaan.
Barra' berdiri di medan Perang Yamamah, ketika bala tentara islam berada di bawah komando khalid, bersiap-siap untuk menyerbu. Ia berdiri dan merasakan detik-detik itu, yakni saat panglimanya memerintahkan maju, amt lama sekali bertahun-tahun layaknya. Kedua matanya yang tajam bergerak-gerak dengan cepatnya menelusuri seluruh medan tempur, seolah-olah sedang mencari-cari tempat bersemayam yang sebaik-baiknya di antara segala urusan dunia, kecuali tujuan yang satu ini.
Ketika Abu Bakar r.a berkuasa, banyak terjadi pembangkangan, antara lain pembangkangan Musailamah Al Kadzab yang mengaku sebagai Nabi. Segera Abu Bakar memberangkatkan pasukan menggempur pasukan Musailamah yang tangguh.
Pertempuran antar dua pasukan pun terjadi dengan serunya di Yamamah. Bara` r.a seperti biasanya segera mengamuk menebas setiap musuh yang berada didekatnya. Namun kekuatan musuh yang cukup solid hampir membuat semangat tempur kaum muslimin mengendor. Segera Bara' berteriak dengan suara yang lantang, " Wahai manusia! Demi Allah, tidak ada lagi bagiku Madinah..! yang ada hanyalah jannah!".Lalu beliau pukul kudanya melesat menyerbu ketengah-tengah kumpulan musuh. Melihat hal itu, sontak semangat kaum muslimin kembali bangkit dan segera menyusul Bara' menggempur musuh dengan satu tekad, mati menuju jannah. Akibatnya pasukan Musailamah terdesak dan mundur memasuki benteng pertahanannya.
Untuk membobol pintu benteng, Bara' berinisiatif agar kawan-kawannya melemparkan dirinya melewati atas benteng kemudian nanti beliau yang akan membuka pintunya. Sungguh suatu keberanian yang luar biasa. Usul itupun dilaksanakan. Setelah beliau berhasil masuk segera pintu benteng dibukanya setelah sebelumnya harus menghabisi sepuluh nyawa pasukan penjaga benteng. Bagaikan air bah pasukan muslimin segera memasuki benteng dan menghabisi perlawanan Musailamah sang pendusta. Pada peperangan ini Bara' harus merakan lebih dari 80 luka akibat serangan lawan.
Kini, Bara' telah berada dalam pertempuran lain, perang dengan pasukan penyembah api, satu diantaranya adi daya kekafiran saat itu; pasukan Persia dengan segala perlengkapannya. Perang-pun berkecamuk dengan dasyatnya, dan pasukan Persi ternyata menunjukkan kelasnya sebagai pasukan elite. Mereka berhasil mendesak tentara muslimin. Maka orang-orangpun berkata kepada Bara' bin Malik, " Wahai Bara', sesungguhnya Rasulullah pernah bersabda kepadamu, sesungguhnya jika engkau memohon kepada Allah S.W.T pasti Dia mengabulkan, maka berdo`alah kepada-Nya untuk kehancuran musuh ".Bara' lalu berdo`a memohon kehancuran pasukan musuh dan agar dirinya mendapat syahid bertemu dengan Nabi-nya yang mulia. Allah mengabulkan doa`nya sehingga kaum muslimin berhasil melumpuhkan lawan, dan Bara' pun memperoleh apa yang selama ini dicita-citakannya, syahid dijalan Allah. Bara' …betapa wangi merah darahmu…kamipun rindu menyusulmu. Wallahu a`lam.
Al Barra bin malik termasuk golongan terkemuka dan terhormat, menjalani kehidupan dengan semboyan "Allah dan syurga". dan barangsiapa melihatnya ia sedang berperang mempertahankan agama Allah, niscaya akan melihat hal ajaib dibalik ajaib. Ketika ia berhadapan pedang dengan orang-orang musyrik, Barra' bukanlah orang yang mencari kemenangan, sekalipun kemenangan termasuk tujuan, tetapi tujuan akhirnya ialah mencari syahid seluruh cita-citanya mati syahid, menemui ajalnya di salah satu gelanggang pertempuran dalam mempertahankan yang haq dan melenyapkan yang bathil. Keberanian dan keperkasaannya di medan laga sudah sudah tidak diragukan lagi. Pernah dalam satu perang tanding beliau berhasil menghabisi seratus jagoan dari kaum kafir. Baginya, memasuki jannah dengan mati syahid adalah dambaan yang selalu dicarinya, karena itu sejak perrang Uhud beliau tidak pernah absen menyertai Rasulullah S.a.w dalam setiap pertempuran.
Dia tidak pernah ketinggalan dalam setiap peperangan baik bersama Rasul ataupun tidak. Pada suatu hari teman-temannya datang mengunjunginya, ia sedang sakit tetapi beliau mengulangi tekadnya untuk mati syahid dalam pertempuran.
Kepahlawanan barra' di medan perang yamamah wajar dan cocok dengan watak serta tabiatnya. Wajar untuk seorang pahlawan yang sampai-sampai Umar mewasiatkan agar ia jangan jadi komandan pasukan, disebabkan keberaniannya yang luar biasa, keperwiraan dan ketetapan hatinya memandang maut. Semua sifatnya itu akan menyebabkan anak buahnya dan dapat membawa kebinasaan.
Barra' berdiri di medan Perang Yamamah, ketika bala tentara islam berada di bawah komando khalid, bersiap-siap untuk menyerbu. Ia berdiri dan merasakan detik-detik itu, yakni saat panglimanya memerintahkan maju, amt lama sekali bertahun-tahun layaknya. Kedua matanya yang tajam bergerak-gerak dengan cepatnya menelusuri seluruh medan tempur, seolah-olah sedang mencari-cari tempat bersemayam yang sebaik-baiknya di antara segala urusan dunia, kecuali tujuan yang satu ini.
Ketika Abu Bakar r.a berkuasa, banyak terjadi pembangkangan, antara lain pembangkangan Musailamah Al Kadzab yang mengaku sebagai Nabi. Segera Abu Bakar memberangkatkan pasukan menggempur pasukan Musailamah yang tangguh.
Pertempuran antar dua pasukan pun terjadi dengan serunya di Yamamah. Bara` r.a seperti biasanya segera mengamuk menebas setiap musuh yang berada didekatnya. Namun kekuatan musuh yang cukup solid hampir membuat semangat tempur kaum muslimin mengendor. Segera Bara' berteriak dengan suara yang lantang, " Wahai manusia! Demi Allah, tidak ada lagi bagiku Madinah..! yang ada hanyalah jannah!".Lalu beliau pukul kudanya melesat menyerbu ketengah-tengah kumpulan musuh. Melihat hal itu, sontak semangat kaum muslimin kembali bangkit dan segera menyusul Bara' menggempur musuh dengan satu tekad, mati menuju jannah. Akibatnya pasukan Musailamah terdesak dan mundur memasuki benteng pertahanannya.
Untuk membobol pintu benteng, Bara' berinisiatif agar kawan-kawannya melemparkan dirinya melewati atas benteng kemudian nanti beliau yang akan membuka pintunya. Sungguh suatu keberanian yang luar biasa. Usul itupun dilaksanakan. Setelah beliau berhasil masuk segera pintu benteng dibukanya setelah sebelumnya harus menghabisi sepuluh nyawa pasukan penjaga benteng. Bagaikan air bah pasukan muslimin segera memasuki benteng dan menghabisi perlawanan Musailamah sang pendusta. Pada peperangan ini Bara' harus merakan lebih dari 80 luka akibat serangan lawan.
Kini, Bara' telah berada dalam pertempuran lain, perang dengan pasukan penyembah api, satu diantaranya adi daya kekafiran saat itu; pasukan Persia dengan segala perlengkapannya. Perang-pun berkecamuk dengan dasyatnya, dan pasukan Persi ternyata menunjukkan kelasnya sebagai pasukan elite. Mereka berhasil mendesak tentara muslimin. Maka orang-orangpun berkata kepada Bara' bin Malik, " Wahai Bara', sesungguhnya Rasulullah pernah bersabda kepadamu, sesungguhnya jika engkau memohon kepada Allah S.W.T pasti Dia mengabulkan, maka berdo`alah kepada-Nya untuk kehancuran musuh ".Bara' lalu berdo`a memohon kehancuran pasukan musuh dan agar dirinya mendapat syahid bertemu dengan Nabi-nya yang mulia. Allah mengabulkan doa`nya sehingga kaum muslimin berhasil melumpuhkan lawan, dan Bara' pun memperoleh apa yang selama ini dicita-citakannya, syahid dijalan Allah. Bara' …betapa wangi merah darahmu…kamipun rindu menyusulmu. Wallahu a`lam.
0 komentar:
Posting Komentar