Akhwatmuslimah.com – Ada baiknya kita awali kisah 
ini dengan membahas hakekat Dajjal, karena tidak semua tahu siapa 
Dajjal, sebagian lagi menyangka Dajjal hanyalah sebuah simbol, atau 
sesuatu yang tidak berwujud dan tidak memiliki hakekat.
Dajjal adalah sesosok laki-laki dari anak Adam yang memiliki sejumlah
 sifat sebagaimana disebutkan dalam hadits-hadits shahih. Rasulullah 
shallallohu’alaihi wasallam banyak menyebutkan Dajjal beserta 
sifat-sifatnya agar manusia mengetahui dan berhati-hati dari makhluk 
ini, sehingga apabila kelak ia muncul, kaum mukminin dapat mengenalnya 
serta tidak terfitnah olehnya.
Bahkan karena besarnya fitnah Dajjal, Rasulullah berwasiat untuk kita
 selalu berlindung dari kejelekannya di setiap akhir shalat sesudah 
tasyahhud akhir. Rasulullah bersabda:
“Apabila salah seorang diantara kalian selesai dari tasyahud akhir 
mintalah perlindungan dari empat perkara. Ucapkan: Ya Allah aku 
berlindung kepada-Mu dari adzab neraka Jahannam, dan dari adzab kubur 
dan dari fitnah kehidupan dan kematian dan dari kejelekan titnah 
Al-Masih Ad-Dajjal. Kemudian berdoalah untuk dirinya apa yang tampak 
baginya (untuk dia minta).” (HR. Muslim, Abu ‘Awanah, An-Nasai dan Ibnul Jarud)
Aisyah Ra, mengabarkan bahwa Rasulullah saw selalu berdoa dalam shalat: “Ya
 Allah, sungguh aku berlindung kepada Mu dari siksa kubur. Dan aku 
berlindung kepada Mu dari fitnah Al-Masiih Dajjal. Dan aku berlindung 
kepada Mu dari fitnah ketika hidup dan fitnah setelah mati. Ya Allah, 
sungguh aku berlindung kepada Mu dari dosa dan hutang.” (Al-Bukhari dan Muslim)
Diantara sifat Dajjal, dia adalah seorang pemuda. Kulitmya merah, 
berbadan besar, pendek, berambut keriting, dahinya lebar, pundaknya 
bidang, mata sebelah kanan buta, dan matanya ini tidak menonjol keluar 
juga tidak tenggelam, seolah-oleh buah anggur yang masak (tak bercahaya)
 dan matanya sebelah kiri ditumbuhi daging yang tebal pada sudutnya. Di 
antara kedua matanya terdapat tulisan huruf kaf, fa’, ra’ secara 
terpisah, atau tulisan “kafir”, yang dapat dibaca oleh setiap muslim 
yang bisa menulis maupun yang tidak bisa menulis. Dan di antara tandanya
 lagi ialah mandul, tidak punya anak. Semua sifat-sifat ini disebutkan 
dalam sabda-sabda Rasulullah shallallohu’alaihi wasallam.
Apakah makhluk ini sudah ada wujudnya? Dimanakah ia sekarang? Kisah Tamim Ad-Dari Ra akan menjawab pertanyaan ini…
Tamim Ad-Dari Shahabat Yang Pernah Berjumpa Dajjal
Tamim Ad Dari adalah orang yang pernah bertemu dengan Dajjal, 
sesungguhnya Dajjal sudah ada sejak Rasulullah shallallahu’alaihi 
wasallam masih hidup, namun ia dibelengguh oleh Allah subhanahu wata’ala
 di suatu tempat. Tamim Ad Dari adalah seorang nasrani namun ia 
mendatangi Rasulullah untuk berbaiat dan masuk islam dan menceritakan 
semua kejadian yang ia lihat mengenai Dajjal, namun Rasulullah sudah 
mengetahui tentang Dajjal sebelum disampaikan langsung oleh Tamim Ad 
Dari. Berikut kisahnya :
Dari Fatimah binti Qois ia berkata, “Aku mendengar penyeru 
Rasulullah`Shallallahu’alaihi wasallam menyeru, ‘Ash Sholatu jaami’ah !’
 Lalu aku pun keluar menuju masjid dan sholat bersama Rasulullah 
shallallahu’alaihi wasallam. Aku berada pada shof wanita yang ada di 
belakang laki-laki secara langsung. Maka tatkala Rasulullah 
shallallahu’alaihi wasallam telah menyelesaikan sholatnya beliau duduk 
di atas mimbar sambil tertawa seraya bersabda “Hendaklah setiap orang 
duduk di tempatnya masing-masing.”
Kemudian beliau bersabda, “Tahukah kalian mengapa aku mengumpulkan 
kalian? Mereka menjawab, Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.”Beliau 
bersabda, “Demi Allah, sesungguhnya aku tidaklah mengumpulkan kalian 
untuk memberikan anjuran atau ancaman. Akan tetapi, aku kumpulkan kalian
 karena Tamim Ad Dari tadinya adalah seorang Nashrani lalu ia datang 
untuk berbaiat dan masuk islam. Ia menceritakan kepadaku dengan cerita 
yang sesuai dengan apa yang pernah aku ceritakan kepada kalian tentang 
Al Masih Ad Dajjal.
Ia bercerita kepadaku bahwa ia berlayar dengan menggunakan kapal laut
 bersama tiga puluh orang dari Bani Lakhom dan Judzam, lalu badai 
mengombang-ambing mereka selama sebulan lamanya. Kemudian mereka 
berlabuh di sebuah pulau yang berada di tengah laut hingga matahari 
terbenam. Mereka pun duduk disampan-sampan kecil dan masuk ke dalam 
pulau. Disana mereka bertemu dengan makhluk ahlab (yang berambut banyak 
dan sangat tebal) yang dipenuhi dengan bulu yang tidak diketahui mana 
depan dan belakangnya karena sangat banyak rambutnya, mereka berkata, 
“Apakah engkau ini? Ia berkata, ” Aku adalah Jassasah.” Mereka bertanya 
kembali,”Aapakah Jassasah itu?” Ia berkata, “Wahai kaum! pergilah kepada
 orang yang berada di addair (rumah ibadah) itu, karena ia sangat ingin 
mengetahui kabar kalian.”
Tamim berkata, “Ketika Jassasah menyebutkan kepada kami (tentang) 
seseorang, kami merasa takut jika ia adalah setan wanita, lalu kami pun 
pergi dengan cepat hingga masuk ke dalam addair. Ternyata di dalamnya 
terdapat orang yang sangat besar badannya yang belum pernah kami lihat 
sebelumnya. Ia terikat dengan kuat, kedua tangannya disatukan dilehernya
 dan antara dua lutut sampai dua mata kakinya dengan besi.Kami 
berkata,”Celaka, apakah engkau ini?” Ia berkata, “Kelak kalian akan 
mengetahui kabarku, maka kabarkan kepadaku siapakah kalian?” Mereka 
berkata,” Kami berasal dari bangsa Arab. Tadinya kami berlayar dengan 
kapal laut, tiba-tiba datanglah badai hingga mengombang-ambing kami 
selama sebulan, kemudian kami berlabuh ke pulaumu ini. Lalu kami duduk 
di sampan-sampannya dan masuk ke dalam pulau dan bertemu dengan mahluk 
yang dipenuhi dengan bulu, sehingga tidak diketahui mana depan dan 
belakangnya. “Kami berkata, “Apakah engkau ini?” Ia menjawab, “Aku 
adalah Jassasah .” Kami berkata, “Apakah Jassasah itu?” Ia berkata, 
“Pergilah kepada orang ini yang berada di dalam addair karena ia sangat 
ingin mengetahui kabar kalian.”Maka kami segera pergi kepadamu dan 
merasa takut darinya. Jangan-jangan ia adalah setan.”
Lalu Dajjal berkata, “Kabarkan kepadaku mengenai pohon kurma yang 
berada di Baisan (Yaqut Al Hamawi berkata, Ia adalah sebuah kota yang 
berada di Yordania dan terletak di semenanjung Syam, ada yang berkata 
bahwa ia adalah lidahnya bumi yang terletak antara Hauron dan 
Palestina). Kami berkata, “Mengenai apanya? Ia berkata,” Mengenai 
pohonnya, apakah masih berbuah?” Kami berkata, “Ya, Masih.” Ia 
berkata,”Sesungguhnya hampir-hampir ia tidak berbuah lagi.”
Ia kembali bertanya, “Kabarkan kepadaku tentang danau Thobariyah!” 
Kami berkata, “Mengenai apanya?” Ia berkata, “Apakah masih ada airnya?” 
Mereka menjawab, “Airnya masih banyak.” Ia berkata, “Sesungguhnya 
hampir-hampir airnya akan habis.”
Ia berkata lagi, “Kabarkan kepadaku mengenai mata air Zughor (Kota 
kecil yang terkenal di kota Syam)!” Mereka berkata, “mengenai apanya? Ia
 berkata, “Apakah masih ada airnya dan apakah penduduknya masih mengairi
 tanamannya dengan mata air itu?” Kami berkata,”Ya, airnya banyak dan 
penduduknya masih mengairi tanamannya dengan mata air tersebut.”
Ia berkata, “kabarkan kepadaku tentang seorang Nabi yang ummiy, apa 
yang telah ia lakukan?” mereka berkata,”Ia telah keluar dari Makkah dan 
pergi ke Madinah.”
Ia berkata, “apakah orang-orang Arab memeranginya?” Kami berkata “Ya.”
Ia berkata, “Lalu apa yang ia lakukan terhadap mereka.” Lalu kami 
mengabarkan kepadanya bahwa Nabi itu telah menguasai daerah sekitar 
Madinah dan ditaati.”
Ia berkata, “Itu sudah terjadi?” kami berkata “Ya.”
Ia berkata, “Sesungguhnya itu lebih baik bagi mereka untuk 
mentaatinya, dan sesungguhnya aku akan mengabarkan tentang diriku. Aku 
adalah Al Masih dan sesungguhnya sebentar lagi aku akan keluar dan 
mengelilingi bumi. Tidak ada satu daerah pun kecuali aku datangi selama 
empat puluh malam kecuali Makkah dan kota Thoyyibah (Madinah). Sebab 
keduanya diharamkan. Acap kali aku ingin memasuki salah satu dari kota 
tersebut, para malaikat menghadangku dengan menghunuskan pedangnya untuk
 mencegahku, dan pada setiap jalan masuk terdapat malaikat yang 
menjaganya.”
Fatimah berkata,”Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda 
sambil menghentakkan tongkatnya di mimbar, “Kota ini adalah Thoyyibah, 
yakni Madinah. Bukankah aku telah menyampaikannya kepada kalian?” 
Orang-orang menjawab, “Ya” (Rasulullah berkata), “Aku sungguh heran 
dengan hadits Tamim Ad Dari yang sesuai dengan yang aku ceritakan kepada
 kalian dan tentang Makkah dan Madinah. Ketahuilah bahwasanya ia berada 
di laut Syam atau Yaman, lalu ia keluar dari arah Timur, dari arah 
Timur. Beliau menunjuk dengan tangannya ke arah Timur.” Fathimah 
berkata, “Aku hafal kisah tersebut dari Rosulullah Shallallahu’alaihi 
wasallam.” (HR. Muslim).








0 komentar:
Posting Komentar